SITUBONDO - Bencana banjir bandang yang menerjang lima dusun di Kecamatan Kendit, Situbondo, Selasa (24/12/2024), telah merusak infrastruktur secara parah. Salah satu dampak terbesar adalah putusnya jembatan utama di Dusun Tambak Ukir Timur, Desa Tambak Ukir.
Jembatan dengan lebar 2,3 meter dan panjang 12 meter ini menjadi akses vital yang menghubungkan Dusun Tambak Ukir Barat dan Dusun Beringin.
Putusnya jembatan ini menyebabkan sekitar 500 jiwa di dua dusun tersebut terisolir. Tanpa jalan alternatif, warga terdampak terpaksa melintasi sungai yang deras untuk memenuhi kebutuhan harian mereka.
Kepala Dusun Tambak Ukir Timur, Alfian, menyampaikan kondisi sulit yang dihadapi warganya.
"Tidak ada jalur lagi, hanya ini satu-satunya. Untuk penduduk di sebelah barat, ada banyak, perkiraan sekitar 500 penduduk," kata Alfian.
Di lokasi bencana, Zainiye, anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Timur, turut memantau situasi dan menyatakan keprihatinannya terhadap dampak banjir bandang di wilayah ini.
Ia mendesak pemerintah, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, untuk segera melakukan perbaikan jembatan dan normalisasi aliran sungai guna mencegah dampak lanjutan.
"Ada beberapa hal yang perlu penanganan segera, yaitu jembatan yang rusak, kemudian yang kedua normalisasi, dan yang ketiga jembatan yang posisinya kurang tinggi," ujar Zainiye.
Ia juga menyebut telah berkoordinasi langsung dengan BPBD Provinsi untuk memastikan langkah penanganan dilakukan dengan cepat.
"Setelah kami cek di bawah tadi, kami langsung berkoordinasi by phone dengan BPBD Provinsi untuk segera menangani kerusakan yang terjadi," tambahnya.
Banjir bandang ini melanda lima dusun, yakni Dusun Kendit Timur di Desa Kendit, serta Dusun Tambak Ukir Barat, Dusun Tambak Ukir Timur, Dusun Beringin, dan Dusun Cangkring di Desa Tambak Ukir. Hingga kini, warga masih menunggu langkah cepat pemerintah untuk memulihkan akses dan mengembalikan aktivitas kehidupan mereka. (Andi Nurcholis/Dhelfia Ayu)
Editor : Iwan Iwe