TULUNGAGUNG - Pemerintah Kabupaten Tulungagung telah memutuskan untuk menutup sementara sejumlah pasar hewan di wilayahnya. Langkah ini diambil sebagai upaya antisipasi terhadap penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi. Penutupan pasar hewan ini diharapkan dapat mengurangi risiko penularan penyakit yang kini mulai menunjukkan lonjakan kasus.
Menurut data yang diterima dari Dinas Peternakan Tulungagung, sebanyak 77 ekor sapi dilaporkan terjangkit PMK, dengan beberapa di antaranya dilaporkan mati. Lonjakan kasus ini membuat pemerintah daerah setempat segera bertindak dengan menutup operasional pasar hewan sebagai langkah preventif.
Sekretaris Daerah (Sekda) Tulungagung, Tri Hariadi, menyampaikan bahwa penutupan pasar hewan ini akan berlangsung selama 16 hari ke depan. Selama periode ini, pemerintah akan melakukan evaluasi terhadap situasi perkembangan wabah. Jika diperlukan, penutupan pasar hewan dapat diperpanjang untuk memutus mata rantai penyebaran PMK.
Tri Hariadi menjelaskan bahwa mayoritas sapi yang terjangkit PMK diduga berasal dari perdagangan hewan di pasar-pasar. Oleh karena itu, penutupan pasar hewan diharapkan dapat mengurangi risiko penularan yang lebih luas.
"Pihak pedagang mengusulkan agar Pasar Hewan ditutup karena PMK di Tulungagung semakin meluas, tapi penutupan ini bersifat sementara, nanti akan kita evaluasi setiap pekan," kata Tri Hariadi.
Saat ini, Dinas Peternakan Tulungagung tengah melakukan penanganan intensif terhadap sapi-sapi yang terjangkit PMK. Pengobatan terus dilakukan untuk mengobati puluhan sapi yang dilaporkan terinfeksi, guna mencegah penyebaran lebih lanjut. (Agus Bondan)
Editor : JTV Kediri