SURABAYA - Aksi kekerasan terhadap seorang pelajar SMA Kristen Gloria 2 Surabaya berinisial ES (15), kini menjadi sorotan setelah video saat ES dipaksa meminta maaf dengan bersujud dan menggonggong oleh salah satu wali murid, Ivan Sugianto, tersebar luas di media sosial.
Kejadian ini disaksikan oleh kedua orang tua ES, yang hanya bisa pasrah melihat anak mereka diperlakukan dengan tidak manusiawi. Ayah ES bahkan telah meminta maaf kepada Ivan, namun sejumlah orang bawaan Ivan yang diduga preman, memprovokasi sehingga ayah ES tidak dapat berbuat apa-apa.
Menurut penuturan orang tua ES, Ira Maria, peristiwa ini bermula dari candaan sederhana antara ES dan seorang siswa yang bersekolah ditempat yang berbeda, berinisial EMS. ES menyebut EMS lucu karena rambutnya menyerupai anjing pudel.
"Anak saya hanya menyebut bahwa rambut EMS ini mirip anjing pudel, dan tidak ada umpatan umpatan yang disampaikan secara langsung dari anak saya kepada EMS seperti yang disebutkan oleh pemberitaan diluar sana," ucap Ira Maria, Ibu Korban, Selasa (12/11/2024).
Namun, candaan itu ternyata tidak diterima baik oleh EMS, yang kemudian melaporkannya ke ayahnya, Ivan Sugianto. Tak terima anaknya disebut mirip dengan anjing pudel, Ivan mendatangi SMA ES dan memintanya untuk meminta maaf, dengan bersujud dan menggonggong layaknya anjing.
Insiden yang terjadi di depan SMA ES pada 21 Oktober lalu, berdampak serius pada kondisi psikologis ES yang kini merasa trauma dan ketakutan. Meski mengalami tekanan mental, pihak keluarga ES belum melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian karena merasa takut dengan sosok Ivan, yang dikenal sebagai pengusaha tempat hiburan malam.
"Saat ini kami masih bingung harus kemana karena sebelumnya tidak pernah berurusan dengan pihak kepolisian, kemudian melihat background orang tua EMS juga kami takut untuk melanjutkan kasus ini," ungkap Wandarto.
Bahkan, ES mendapat surat peringatan dan skorsing dari sekolahnya selama tiga hari setelah kejadian tersebut. Pihak sekolah ES sendiri sudah mengajukan laporan aduan masyarakat kepada Polrestabes Surabaya untuk mendapatkan penanganan yang lebih lanjut.
Demi mencegah insiden serupa, pihak kepolisian kini melakukan penjagaan di depan sekolah untuk menjaga ketertiban. Dengan adanya penjagaan ketat dari pihak kepolisian di sekitar sekolah, diharapkan keamanan dan kenyamanan siswa dapat terjaga, sementara pihak keluarga ES terus berupaya memulihkan kondisi psikologis anak mereka.(Nanda Andrianta/Selvina Apriyanti)
Editor : Iwan Iwe