Di tengah kehidupan yang serba cepat, slow living menjadi solusi bagi kita yang mendambakan kedamaian dan ketenangan hidup. Konsep ini seringkali digambarkan sebagai seni menjalani kehidupan dengan kecepatan yang sedikit lambat, dan mengedepankan mindfulness.
Gaya hidup ini mengajak kita untuk memperlambat langkah, lebih fokus pada momen saat ini, dan menikmati setiap detik yang kita jalani. Dalam dunia yang seringkali dipenuhi dengan tuntutan, slow living mengingatkan kita akan pentingnya kesederhanaan dan kualitas dalam hidup.
Slow living berbanding terbalik dengan hustle culture yang seringkali memicu stres dan kelelahan. Gaya hidup ini tidak hanya baik untuk kesehatan mental, tetapi juga membantu meredakan stres. Meskipun slow living menjalani hidup dengan lebih lambat, mereka tetap bisa mencapai kesuksesan tanpa tekanan berlebih.
Dilansir dari alodokter.com, slow living digambarkan sebagai cara menjalani hidup dengan santai. Namun malah sebaliknya gaya hidup slow living bukan berarti menjalani hidup dengan bermalas-malasan.
Orang yang menerapkan slow living bisa dikatakan sebagai orang yang tekun. Slow living seakan mengajak kita untuk lebih fokus pada pengalaman dan makna hidup, menciptakan keseimbangan antara produktivitas dan ketenangan.
Banyak dari kita merasakan tekanan luar biasa dari pekerjaan, media sosial, dan tanggung jawab sehari-hari. Dalam lingkungan yang menuntut kita untuk selalu produktif, slow living memberikan alternatif dengan mengajak kita untuk mencari keseimbangan dan kebahagiaan.
Konsep ini bukan hanya menawarkan cara hidup yang lebih tenang, tetapi juga berfungsi sebagai pengingat bahwa hidup bukan sekadar tentang pencapaian, melainkan tentang menikmati perjalanan hidup itu sendiri.
Manfaat dari menerapkan slow living juga cukup baik bagi kehidupan sehari-hari. Dengan memperlambat langkah, kita bisa mengurangi stres.
Ketika kita mengambil waktu untuk bernafas dan merenung, kita memberi diri kita kesempatan untuk menilai kembali apa yang benar-benar penting dalam hidup. Selain itu, gaya hidup ini mendukung kesehatan mental kita.
Ketika kita terhubung lebih dalam dengan diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita, kualitas hubungan kita pun akan meningkat. Ini memberikan dampak positif pada kebahagiaan pada hidup yang kita jalani.
Untuk memulai, kita bisa mengambil langkah-langkah kecil. Seperti mengurangi waktu di depan layar ponsel maupun komputer, meluangkan waktu untuk diri sendiri, dan lebih menghargai momen kebersamaan dengan keluarga dan teman.
Coba untuk mengurangi memikirkan hal-hal di luar kendali kita. Banyak orang terjebak dalam pikiran negatif tentang masa depan, dan hal tersebut justru hanya menambah beban mental.
Jangan lupa juga tentang pentingnya istirahat. Mengambil waktu sejenak untuk diri sendiri di tengah kesibukan bukanlah hal yang salah. Ini justru memberikan kita kesempatan untuk merenung dan menghargai kehidupan yang dijalani.
Juga jangan ragu untuk berkata "tidak" pada permintaan yang terasa membebani. Ini adalah salah satu langkah penting untuk menjaga keseimbangan dan kesehatan mental. Namun mengimplementasikan gaya hidup slow living tidak selalu mudah.
Tekanan dari lingkungan sosial atau kebiasaan lama yang sulit diubah dapat membuat kita terjebak dalam rutinitas yang serba cepat. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memiliki komitmen dan kesadaran untuk menjalani gaya hidup ini secara konsisten.
Editor : A.M Azany