Puluhan siswa Sekolah Rakyat Banyuwangi menampilkan fragmen dalam Upacara Peringatan Hari Jadi Banyuwangi (Harjaba) ke-254 yang digelar halaman Kantor Bupati Banyuwangi, Kamis (18 Desember 2025). Para penonton sangat terhibur dengan penampilan mereka dalam fragmen Perang Puputan Bayu.
Meski berlatih hanya tiga hari, 40 siswa jenjang SD hingga SMA Sekolah Rakyat ini berhasil tampil apik. Mereka berlatih di bawah bimbingan Dewan Kesenian Blambangan (DKB).
“Awalnya memang grogi. Tapi setelah itu lancar, dan juga senang bisa tampil di depan banyak orang,” kata Akbar, siswa kelas 7 Sekolah Rakyat Licin, Banyuwangi.
Perasaan yang sama juga diungkapkan Yusuf. Siswa kelas 7 SR Licin itu mengaku terharu, sekaligus bangga bisa ikut meramaikan Harjaba.
Baca Juga : Kenapa Hantu di Indonesia Banyak Perempuan? Ini Penjelasan Budayanya

“Ini pertama kali tampil di hadapan orang banyak. Apalagi ada Ibu Bupati. Senang sekali,” ujarnya.
Mereka menampilkan fragmen sejarah Perang Puputan Bayu, kisah pertempuran besar antara rakyat Blambangan melawan VOC Belanda pada tahun 1771. Dikisahkan bagaimana kesewenang-wenangan VOC Belanda terhadap rakyat Blambangan. Dari sanalah, muncul semangat perlawanan yang dipimpin oleh Pangeran Rempeg Jogopati, keturunan Prabu Tawang Alun (raja Kerajaan Blambangan).
Baca Juga : Teguhkan Sebagai Memori Kolektif Bangsa, Lontar Sritanjung Dikonservasi
Pada 18 Desember 1771, terjadi pertempuran habis-habisan yang dikenal istilah Puputan di desa Bayu, yang saat ini masuk wilauah Kecamatan Songgon.
Di perang itu pasukan VOC menderita kerugian besar bahkan komandan mereka, Sersan Mayor Van Schaar, tewas dalam pertempuran tersebut. Namun, Pangeran Jagapati juga gugur dalam perang besar tersebut yang menewaskan puluhan ribu orang itu.
Baca Juga : Film Perang Kota, Adaptasi Epik dari Novel Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis Kini Tayang di Bioskop!
Bupati Banyuwangi Ipuk Fietiandani menyampaikan bahwa Banyuwangi akan terus memberikan panggung bagi anak-anak muda Banyuwangi. Mulai dari seni, budaya, sains, hingga olahraga.
“Kami rangkul semuanya. Anak-anak muda harus diberikan ruang ekspresi yang seluas-luasnya. Tak terkecuali siswa di Sekolah Rakyat,” ujarnya.
Ipuk sengaja memberikan ruang bagi pelajar Sekolah Rakyat untuk tampil di hadapan publik. “Ini salah satu cara memotivasi agar mereka lebih percaya diri. Tidak perlu minder, karena semua anak memiliki kelebihan dan kesempatan untuk sukses,” tegas Ipuk.
Baca Juga : Stephen Curry Kembali Ukir Rekor, Jadi Raja Tembakan Tiga Angka NBA
Selain fragmen sejarah perang Puputan Bayu, peringatan Harjaba ke-254 juga dimeriahkan beragam kesenian lainnya. Di antaranya, tari kolosal Jayantara yang menceritakan keberanian rakyat Banyuwangi dalam mempertahankan Bumi Blambangan. Tari kolosal ini disuguhkan oleh puluhan pelajar dari berbagai wilayah di Banyuwangi. Ada juga paduan suara hingga grup gamelan yang seluruh anggonya adalah para pelajar.
Handoko Khusumo
Editor : JTV Banyuwangi




















