PROBOLINGGO - Banyak cara positif mengisi bulan suci Ramadan, salah satunya di pondok pesantren di kabupaten Probolinggo. Santri putra selalu mengisi waktu usai taraweh dengan bermain sepak bola api. Ajaibnya mereka tidak memakai sepatu maupun kostum ala sepak bola, melainkan mereka justru bermain dengan telanjang kaki dan memakai sarung.
Pemain memasuki lapangan sebelum bertanding mereka terlebih melakukan pemanasan peregangan otot agar saat bertanding tidak terjadi cidera.
Usai pemanasan, mereka selanjutnya diberi wejangan dan ilmu kebal oleh kyai agar saat bertanding tidak merasakan sakit sedikitpun.
Ternyata pertandingan sepak bola ini bukan sepak bola pada umumnya, melainkan sepak bola api ala pesantren di pondok pesantren Bani Rancang desa Lemah Kembar kecamatan Sumberasih kabupaten Probolinggo.
Baca Juga : HUT Kota Kraksaan Kirab Belasan Tumpeng Gunungan
Sepak bola ini memang berbeda dengan sepak bola pada umumnya. Selain bola terbuat dari kelapa yang kering di rendam dalam minyak tanah seluruh pemainnya tidak boleh mengenakan sepatu alias bertelanjang kaki saat bermain.
Tiba saat permainnan dimulai, setiap tim terdiri dari 4 orang selanjutnya mereka menandang menjegal lawan yang berusaha merebut bola api.
Ajaibnya para pemain ini tak merasakan panas atau sakit sedikitpun saat menggiring dan menendang bola api yang ia rasakan hanya seperti menggiring bola pada umumnya.
Baca Juga : Kepala DPMPTSP Angkat Bicara Anaknya Diamankan Satpol PP
Seperti penuturan Mohammad Faris salah satu santri ini, “Rasanya ya kayak nendang bola saja kok, kaki saya ngga panas dan tidak melepuh. Alhamdulilah aman aman saja”, ungkap pria energik ini.
Sementara itu menurut ustadz Mukhlas pengasuh pondok pesantren Nurul Islam, gus Agus Hasan kegiatan semacam ini sudah rutin dilakukan di kalangan pesantren selain menguji ilmu kebal juga merupakan hiburan tersendiri dikalangan santri.
Usai puas bermain dan melihat sepak bola api, selanjutnya para santri membakar ikan untuk dimakan bersama.(Farid Fahlevi)
Baca Juga : Benda Mirip UFO Terbang di Bukit Teletubies Ternyata Balon Helium
Editor : Ferry Maulina