PROBOLINGGO - Maraknya kecelakaan yang melibatkan sepeda motor matic di jalur wisata Gunung Bromo membuat Pemerintah Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo mengambil langkah tegas.
Kepala Desa Ngadisari, Sunaryono, memutuskan untuk menghalau kendaraan matic yang hendak naik ke kawasan Bromo demi keselamatan pengunjung dan warga.
Langkah ini diambil setelah serangkaian insiden kecelakaan terjadi, beberapa di antaranya menyebabkan korban jiwa.
Mayoritas kasus terjadi akibat rem blong ketika melintasi medan curam dan berliku di lereng Bromo.
“Ini bentuk himbauan sekaligus upaya kami untuk mengarahkan para pengunjung agar tidak menggunakan motor matic naik ke Bromo. Kami melihat banyak kejadian dan tingkat kecelakaannya cukup tinggi,” kata Sunaryono, Senin(7/7/2025).
Salah satu titik rawan yang menjadi perhatian adalah tanjakan dan turunan curam di wilayah Lemah Kuning, dikenal juga sebagai “Tengking”. Di lokasi ini, banyak pengendara motor matic gagal mengendalikan kendaraan saat melewati turunan tajam.
“Biasanya dari atas pengendara sudah tekan rem kuat-kuat. Setelah dataran sedikit, mereka kira aman. Padahal, setelah itu langsung turunan curam. Di situlah rem sering blong,” jelasnya.
Tak jarang, motor yang mengalami rem blong berhenti mendadak di sekitar permukiman warga, membahayakan keselamatan penduduk lokal. Meski belum ada larangan hukum, Sunaryono menegaskan bahwa pihaknya akan terus melakukan penghalauan sebagai bentuk mitigasi risiko.
“Polisi memang tidak bisa melarang secara hukum, tapi kami himbau keras. Kami sudah usulkan pemeriksaan rem dan ban di beberapa pos, tapi belum maksimal karena belum ada keseriusan dari pihak pengelola tiket dan asuransi wisata,” ungkapnya.
Ia juga menyayangkan tidak adanya dana bagi keselamatan warga dari hasil penjualan tiket wisata Bromo.
“Dari penjualan tiket itu, tidak satu persen pun dialokasikan untuk pengamanan warga. Seharusnya ada dana yang bisa digunakan, "pungkasnya.
Bahaya penggunaan sepeda motor matic di jalur curam kawasan wisata Gunung Bromo kembali terbukti.
Salah satu pengunjung asal Sidoarjo, Tyas Catur Agustina, nyaris menjadi korban kecelakaan akibat rem belakang motornya tidak berfungsi saat melewati turunan tajam di wilayah Lemah Kuning atau biasa disebut Curah Tengking, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.
“Saat jalan menurun, tiba-tiba rem belakang saya tidak berfungsi sama sekali. Saya panik, untung bisa banting setir ke pinggir dan nabrak tumpukan rumput,” ujar Tyas.
Peristiwa ini terjadi ketika Tyas bersama rombongan teman-temannya berkunjung ke Bromo menggunakan motor matic. Awalnya, perjalanan lancar. Namun saat melintasi turunan curam yang dikenal dengan nama “Tengking”, kendali motornya mulai sulit dikendalikan.
“Saya sudah rem dari atas. Pas lewat dataran saya kira sudah aman, ternyata di bawahnya langsung turunan lagi. Di situlah rem belakang saya blong,” katanya dengan nada gemetar. (*)
Editor : M Fakhrurrozi