PACITAN - Pendidikan terbukti menjadi salah satu jalan paling efektif dalam memutus rantai kemiskinan antargenerasi. Namun sayangnya, kenyataan di Kabupaten Pacitan masih menunjukkan tantangan besar dalam sektor ini.
Data terbaru, jumlah Anak Tidak Sekolah (ATS) di Pacitan saat ini mencapai 1.187 anak. Jumlah ini mencerminkan bukan hanya persoalan ekonomi, tetapi juga minimnya kesadaran akan pentingnya pendidikan sebagai fondasi masa depan.
Salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Pacitan melalui program Sekolah Rakyat, yang menyasar ATS dan anak dari keluarga kurang mampu, kini tengah menghadapi tantangan serius. Hingga hari terakhir pendaftaran pada gelombang kedua Sekolah Rakyat, baru 5 anak yang mendaftar dari total potensi ATS yang bisa dijangkau.
"Ya nanti kita akan meminta tambahan perpanjangan masa pendaftaran, "ujar Plt. Kepala Dinas Sosial Pacitan Khemal Pandu Pratikna.
Baca Juga : Satresnarkoba Pacitan Bongkar Jaringan Peredaran Psikotropika, Tiga Pemuda Diringkus Polisi
Minimnya pendaftar menunjukkan masih lemahnya edukasi dan sosialisasi di lapangan. Padahal, Sekolah Rakyat dirancang sebagai model pendidikan inklusif yang fleksibel dan berbasis kebutuhan anak, dengan pendekatan nonformal yang ramah dan mendukung.
Perlu ada kolaborasi menyeluruh antara keluarga, lingkungan sekitar, pemerintah desa dan kecamatan, hingga pemerintah daerah. "Edukasi kepada orang tua mengenai pentingnya pendidikan dan masa depan anak mutlak dilakukan. Dukungan moral, sosial, dan bahkan logistik dari masyarakat sekitar juga sangat dibutuhkan, "imbuhnya.
Tidak cukup hanya membangun program, tetapi harus dibarengi dengan gerakan penyadaran bersama. Tokoh masyarakat, kader PKK, guru, perangkat desa, hingga relawan muda dapat mengambil peran aktif dalam menjangkau langsung keluarga-keluarga yang anaknya belum sekolah.
Baca Juga : Kursi Ketua KONI Pacitan Jadi Rebutan, Politisi hingga Mantan Atlet Masuk Bursa Kandidat
"Jika dibiarkan, anak-anak ini tidak hanya kehilangan haknya untuk belajar, tetapi juga berisiko menjadi generasi miskin berikutnya akibat minimnya bekal keterampilan dan wawasan," tegas Khemal.
Kabupaten Pacitan memiliki potensi besar. Namun semua itu akan sia-sia jika anak-anaknya masih tertinggal dari sisi pendidikan. Saatnya bergerak bersama. Karena ketika satu anak berhasil kembali ke bangku sekolah, satu pintu kemiskinan bisa tertutup. (Edwin Adji)
Editor : JTV Pacitan