Menu
Pencarian

Pj Gubernur Adhy: Selidiki Bencana Tanah Gerak di Sempu Pasuruan

Ayul Andhim - Jumat, 31 Januari 2025 10:00
Pj Gubernur Adhy: Selidiki Bencana Tanah Gerak di Sempu Pasuruan
Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono saat melihat rumah warga yang retak akibat tanah gerak di Dusun Sempu, Pasuruan. (Foto: Humas Pemprov Jatim)

PASURUAN - Bencana tanah gerak di Dusun Sempu, Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan mendapat perhatian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur.

Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono meninjau tanah gerak yang menyebabkan rumah warga retak-retak. Selain itu, bencana alam ini mengakibatkan 47 kepala keluarga dengan total 176 orang diungsikan.

Begitu tiba di lokasi, Pj Gubernur Adhy yang didampingi Pj Bupati Pasuruan Nurkholis langsung melihat kondisi salah satu rumah warga terdampak. Tampak lantai, tembok, dan atapnya retak berat. Rumah tersebut merupakan satu dari 47 rumah yang mengalami kerusakan dengan 16 di antaranya rusak parah.

Setelahnya, Adhy juga mengunjungi pos pengungsian di SD Negeri 2 Cowek. Di sana, ia menyapa para warga untuk memberikan dukungan moril. Ia juga menyalurkan bantuan berupa sembako serta kebutuhan rumah tangga lain yang di antaranya adalah minyak telon, popok, botol susu, maupun pasta gigi.

Baca Juga :   Tanah Gerak di Pasuruan, Puluhan Rumah Retak dan Warga Mengungsi

"Saya datang untuk melihat langsung bagaimana kondisi di sini. Sambil menunggu rekomendasi para ahli tentang fenomena tanah bergerak, saya minta agar kebutuhan dasar para pengungsi harus dipenuhi. Kami juga meminta warga senantiasa bersabar dan terus waspada akan bencana susulan," kata Adhy.

Sementara terkait bencana, Pj. Gubernur Adhy menjelaskan, pola pergerakan tanah masih terus dipantau. Namun untuk saat ini, masyarakat perlu menyadari besarnya risiko yang berpotensi timbul dari tanah bergerak ini.

Baca Juga :   Update Banjir Bandang Rengel Tuban, 15 Rumah dan Satu Sekolah Rusak

"Untuk sementara diungsikan dulu sambil kita tugaskan Dinas PU Cipta Karya Jatim bekerjasama dengan ahli geologi ITS untuk memetakan dan menganalisis fenomena ini. Apakah permanen terus bergerak atau tidak. Jadi rekomendasinya kita tunggu. Apakah ini masih layak untuk ditinggali atau ditinggalkan," jelas dia.

"Kalau nanti keputusannya harus ditinggalkan, maka solusinya adalah relokasi atau pindah lahan ke kawasan aman yang memang bebas dari bencana. Kemudian akan kita bangun rumah sesuai dengan kebutuhan dan juga sesuai aturan serta kemampuan dari provinsi dan kabupaten/kota," pungkas Adhy. (*)

Editor : M Fakhrurrozi





Berita Lain



Berlangganan Newsletter

Berlangganan untuk mendapatkan berita-berita menarik dari PortalJTV.Com.

    Cek di folder inbox atau folder spam. Berhenti berlangganan kapan saja.