Pemandangan mengharukan tersaji di Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang pada Kamis pagi (10/4/2025). Puluhan siswa sekolah dasar dari Dusun Sumberlangsep nekat menerjang banjir lahar dingin Gunung Semeru demi bisa berangkat ke sekolah. Mereka dibopong oleh orang tua melewati derasnya aliran lahar yang menutupi jembatan limpasan Kali Regoyo.
Meski jembatan yang menjadi satu-satunya akses penghubung ke sekolah tertutup material pasir dan batu akibat banjir lahar, semangat para siswa tak surut. Mereka tetap berusaha sampai ke SD Negeri Jugosari 03 dengan melintasi sungai selebar sekitar 100 meter.
Reni Sintia Zahra, salah satu siswa yang nekat menerjang banjir mengaku bahwa sebenernya ia takut melewati derasnya aliran banjir karena ketinggian air dan banyaknya material batu dan pasir di kawasan sungai.
“Sungainya dalam, banyak batunya, takut,” ungkap Reni setelah berhasil menyebrang dibopong ayahnya.
Dusun Sumberlangsep memang berada di seberang sungai dan sangat bergantung pada jembatan limpasan tersebut. Ketika jembatan tertutup material vulkanik seperti saat ini, wilayah tersebut menjadi terisolasi, menyulitkan akses pendidikan dan aktivitas lainnya.
Kepala SD Negeri Jugosari 03, Yulianti, menyampaikan bahwa pihak sekolah memahami risiko yang dihadapi siswa. Mereka memberikan toleransi terhadap para siswa apabila banjir besar memutus akses menuju sekolah.
“Untuk kami karena sudah tau kondisinya kadang banjir itu, kami memang memberi keleluasaan untuk tidak ke sekolah daripada membahayakan diri sendiri. Nanti pembelajarannnya bisa daring, jika sinyalnya bagus tapi kalau tidak bisa menyusul,” jelas Yulianti
Selain itu, pihak sekolah juga turut membantu para siswanya ketika pulang sekolah. Mereka akan memantau hingga ke pinggir sungai sampai dijemput oleh orang tua, ataupun membantu para siswa untuk menyebrang.
“Karena anak-anak sendiri tidak bisa menyebrang itu tidak bisa. Ya ada bantuan dari orang tua dan nanti juga kami memantaulah saat pulang itu,” ujar Yulianti.
Diketahui, jembatan limpasan tersebut tertutup material banjir lahar setelah Gunung Semeru mengalami aktivitas banjir lahar dingin dengan amplitudo maksimal mencapai 34 milimeter pada Rabu malam sebelumnya. Hingga kini, kondisi jembatan belum bisa dilalui kendaraan maupun pejalan kaki secara normal.*
Editor : M Fakhrurrozi