KOTA BATU - Melesatnya Kota Batu menjadi salah satu Kota Wisata terkemuka di Indonesia turut diikuti menjamurnya jasa akomodasi penginapan berupa hotel, home stay hingga villa.
Kondisi ini harus terus dipertahankan. Demi menjaga perputaran ekonomi merata di tiga kelas jasa akomodasi penginapan itu, paslon Kris Dayanti-Kresna Dewanta telah menyiapkan sejumlah cara agar penyedia jasa penginapan, khususnya home stay dan villa tak kalah saing dengan hotel.
Calon Wakil Wali Kota Batu, Kresna Dewanta menyatakan, cara pertama yang akan pihaknya lakukan adalah dengan menerapkan klasterisasi. Terutama tentang grade antara hotel, home stay dan villa.
"Melalui klasterisasi ini kami ingin ada kesetaraan pajak. Kesetaraan dalam hal ini bukan berarti sama. Namun lebih ke apabila kelasnya home stay maka besaran pajaknya harus berbeda dengan hotel, begitu juga dengan villa. Kalau hotel pastinya pajak akan lebih tinggi dibandingkan dua jasa penginapan tersebut," tutur Mas Dewa sapaannya saat menggelar pertemuan dengan pengusaha home stay di Kota Batu, Selasa (12/11/2024).
Menurutnya, dengan diterapkannya sistem klasterisasi itu, dapat terlihat pemasukan PAD di Kota Batu. Dia melihat, kebocoran pajak terutama di home stay terjadi ketika pajak naik hampir sama dengan hotel.
"Maka dari itu, keberpihakan kami paslon KriDa apabila diamanahi memimpin Kota Batu, kami akan menerapkan klasterisasi tersebut," paparnya.
Lebih lanjut, untuk mewujudkan pemerataan perputaran ekonomi di jasa akomodasi tersebut. Mas Dewa juga sudah menyiapkan terobosan, berupa scan barcode di masing-masing home stay maupun villa.
"Untuk mewujudkan terobosan ini, penyedia jasa akomodasi home stay dan villa harus menjadi cluster terlebih dahulu. Kalau masih tetap perorangan seperti ini, kami tidak akan tahu antara home stay satu dengan lainnya ada isinya atau tidak," jelas dia.
Dengan hadirnya scan barcode tersebut, maka okupansi home stay dan villa akan diketahui.
"Jika sering kosong, sering tidak ada tamu kemudian pajaknya sama dengan yang banyak tamunya ini kan tidak adil. Tapi kalau mereka terbuka, kami bisa tahu okupansinya seperti apa dan pajaknya bisa kami sesuaikan," urainya.
Untuk menciptakan kesetaraan tersebut, pihaknya akan mendorong Bapenda Kota Batu untuk bisa menyelesaikan data-data tersebut. Sehingga kesetaraan antara hotel, home stay dan villa bisa terwujud.
"Tidak mungkin hotel di Kota Batu menampung semua wisatawan. Apalagi kalau hari Jumat, Sabtu Minggu pasti tamu hotel membeludak. Bahkan banyak wisatawan yang lari ke Kota Malang dan Kabupaten. Padahal di Kota Batu masih bisa ditampung melalui home stay dan villa. Karena itu ketika ada home stay yang mereka belum punya promosi bagus, akan kami bantu melalui sistem terpadu barcode scan tersebut," papar Mas Dewa.
Mas Dewa juga melihat, keberadaan hotel, home stay dan villa di Kota Batu sangat dibutuhkan. Karena itu dia ingin penyedia jasa penginapan tersebut dapat menjadi partner Pemkot Batu dalam sektor pertanian.
Mas Dewa melihat hotel, home stay dan villa dapat menjadi pangsa pasar bagi petani dan peternak Kota Batu. Dewa mencontohkan, buah dan sayur hasil pertanian, kemudian susu hasil peternakan Kota Batu bisa ditampung melalui jasa akomodasi tersebut.
"Pastinya hotel, home stay dan villa menyediakan makan pagi ataupun makan malam. Mereka pasti butuh sayuran, buah, susu dan bahan-bahan lain yang bisa dihasilkan dari Kota Batu," kata Mas Dewa.
Karena itu, pihaknya berencana menjadikan mitra antara penyedia jasa penginapan dan pertanian di Kota Batu. Sehingga sirkulasi keuangan hanya akan berputar di Kota Batu saja.
"Kalau mereka ngomong dari Batu untuk Batu caranya apa. Kalau kami KriDa sudah punya cara tersebut. Itulah cara kami mewujudkan dari Batu untuk Batu," tutupnya. (*)
Editor : M Fakhrurrozi