LUMAJANG - Warga Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Lumajang, terpaksa mempertaruhkan nyawa mereka dengan menyeberangi Sungai Leprak yang penuh aliran lahar Gunung Semeru.
Hal ini dilakukan karena jembatan limpas yang menjadi akses utama mereka tertimbun material banjir lahar setelah erupsi Semeru.
Dengan panjang mencapai 200 meter, Sungai Leprak menjadi satu-satunya jalur yang bisa dilalui untuk beraktivitas sehari-hari.
Tidak adanya jalur alternatif memaksa warga harus menempuh jalan berbahaya ini, meski banyak dari mereka mengaku sering mengalami masalah, seperti motor yang mogok di tengah sungai.
Baca Juga : Alami 25 Kegempaan, Gunung Semeru Semburkan Abu Setinggi 900 meter
"Saya mau bekerja, karena tidak ada jalan lagi ya terpaksa lewat sini," ujar Zamroni, salah satu warga yang setiap hari harus melewati aliran lahar tersebut.
Hal serupa diungkapkan oleh Balok, warga lainnya. "Jalan pintasnya tidak jalan dan jalan utamanya juga tidak ada, terpaksa lewat sini meskipun berbahaya," ungkapnya.
Saat ini, ada sekitar 130 kepala keluarga di Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, yang terisolasi setiap kali aliran lahar datang dengan volume besar.
Mereka terjebak karena akses jembatan tertutup oleh material banjir lahar yang membuat jalan tidak bisa dilewati.
Tanpa adanya solusi cepat, warga harus terus mempertaruhkan nyawa mereka hanya untuk bisa melanjutkan kehidupan sehari-hari. (Yongki Nugroho/Dhelfia Ayu)
Editor : Iwan Iwe