BOJONEGORO - Pemerintah Kabupaten Bojonegoro resmi menghidupkan kembali Museum Rajekwesi sebagai pusat pelestarian warisan budaya sekaligus ruang edukasi publik. Melalui penataan ulang dan penambahan fasilitas modern, museum yang berada di Jalan Pahlawan, selatan Alun-Alun Bojonegoro itu kini tampil lebih interaktif dan informatif.
Museum Rajekwesi dirancang ulang dengan konsep linimasa sejarah, dimulai dari ruang prasejarah yang memamerkan fosil gigi hiu purba, cangkang kerang hingga tulang gajah. Selanjutnya, di ruang Hindu-Buddha pengunjung dapat melihat koleksi prasasti dan artefak bersejarah, termasuk Prasasti Adan-Adan yang menjadi unggulan.
Tak hanya menampilkan benda bersejarah, museum juga dilengkapi ruang pertanian, ruang kesenian, ruang pertunjukan hingga ruang imersif berbasis teknologi visual untuk menghadirkan pengalaman belajar yang lebih hidup dan interaktif bagi pengunjung.
Bupati Bojonegoro Setyo Wahono menegaskan, revitalisasi Museum Rajekwesi merupakan bentuk komitmen pemerintah daerah dalam menata ulang pengelolaan warisan budaya secara profesional dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
Baca Juga : Dekopinwil Jatim dan Dinkop UMKM Bersinergi Perkuat Ekonomi Masyarakat Kecil
“Melalui penataan baru ini, pemerintah berharap museum dapat menjadi wadah pembelajaran, serta mendorong kesadaran masyarakat dalam melindungi dan melestarikan nilai sejarah Kabupaten Bojonegoro,” ujarnya.
Kehadiran museum yang kini tampil lebih modern tersebut diharapkan tidak hanya menjadi pusat edukasi sejarah, tetapi juga memperkuat identitas budaya lokal dan menarik minat generasi muda untuk mengenal lebih dekat perjalanan peradaban Bojonegoro. Serta memberikan pembelajaran bagi para generasi muda untuk mau belajar akan budaya. (Fadillah Putri)
Editor : M Fakhrurrozi




















