BLITAR - Seperti halnya sebuah pernikahan, ritual Manten Kopi di Kabupaten Blitar dilakukan dengan prosesi sakral dan khidmat. Tradisi yang telah berlangsung selama berabad-abad ini menjadi pertanda dimulainya musim panen raya kopi di Perkebunan Karanganyar, Blitar.
Berlokasi di Desa Modangan, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, ritual Manten Kopi diawali dengan arak-arakan dua biji kopi terbaik yang diibaratkan sebagai pengantin. Joko Gondel (kopi jantan) dan Sri Gondel (kopi betina) diarak oleh pasangan berpakaian pengantin Jawa mengelilingi perkebunan menuju Joglo Karanganyar.
Kedua "pengantin kopi" ini kemudian dipertemukan oleh tetua adat dan diserahkan kepada CEO Perkebunan Karanganyar, Wima Brahmantya. Tak hanya warga lokal, wisatawan mancanegara pun turut serta mengenakan pakaian adat Jawa dalam ritual ini.
Wima Brahmantya menjelaskan bahwa Manten Kopi merupakan tradisi turun-temurun untuk menyambut panen raya. Meski tidak diketahui pasti kapan dimulainya, Perkebunan Karanganyar sendiri telah berdiri sejak 1884 pada masa kolonial Belanda.
Baca Juga : Kejari Blitar Sita Aset Tersangka Korupsi Dam Kali Bentak Senilai Rp 4 Miliar
"Ritual ini adalah bentuk syukur sekaligus doa agar panen kopi tahun ini berhasil," ujar Wima.
Tahun ini, Perkebunan Karanganyar memproyeksikan panen kopi robusta mencapai 200 ton. Kopi hasil kebun ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan perkopian nasional, baik untuk pasar lokal maupun ekspor.
Dengan lestarinya tradisi Manten Kopi, Blitar tidak hanya mempertahankan warisan budaya, tetapi juga menjaga eksistensi kopi sebagai komoditas unggulan daerah. (Qithfirul Aziz)
Editor : JTV Kediri