SURABAYA - Pencopotan Prof Dr. Budi Santoso sebagai Dekan FK UNAIR mendapatkan perlawanan dari kalangan civitas akademika FK UNAIR. Mahasiswa, dosen, guru besar, dan alumni yang tergabung dalam Ksatria Airlangga melakukan aksi damai di halaman FK UNAIR, Kamis (4/7) siang.
Aksi tersebut juga dihadiri oleh mantan Rektor UNAIR 2001-2006 Prof Dr Med Puruhito. Mereka juga satu persatu melakukan orasi terkait dukungan Prof BUS sapaan akrab Prof Budi Santoso untuk tetap menjadi Dekan FK UNAIR.
Pemberhentian Prof. Dr. Budi Santoso, dari jabatannya sebagai Dekan FK UNAIR sangat mendadak. Usai dia menyampaikan pendapatnya terkait penolakan dokter asing di Indonesia yang akan didatangkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia.
Mantan Rektor UNAIR 2001-2006 Prof Dr Med Puruhito menyebut Rektor UNAIR Prof Nasih terlalu tergesa-gesa dan tidak menggunakan prosedur jika melakukan pemecatan kepada dekan.
"Kami belum tahu dasar memecat itu mengapa?dan ini sangat mendadak dan terkesan tergesa gesa. Saya pernah menjabat rektor dan jika mau melakukan tindakan pemecatan harusnya ada prosedur peringatan dulu ada surat peringatan (SP 1, Red) dan seterusnya. Rektor berhak memecat dekan berdasarkan nilai dan dasarnya seharusnya begitu," Katanya
Prof Med Puruhito mengaku tidak mengetahui dasar yang jelas mengapa Dekan FK UNAIR Prof BUS dipecat dari jabatannya. Dia pun menyesalkan tindakan Rektor yang melakukan hal yang belum ada dasarnya.
"Gak sesuai dengan peraturan yang ada menurut saya. beliau (Prof BUS) tidak ada memenuhi syarat pencopotan. Prof BUS hanya menyampaikan pendapat akademis saja apa itu salah?," tegas ahli bedah jantung itu.
Bahkan ketika ada pemecatan menurutnya harus ada prosedur terkait pembicaraan dan masukan dari majelis wali amanat universitas. Oleh karena itu setelah aksi ini dia mengaku akan menemui pimpinan Rektor UNAIR untuk menanyakan dasar apa yang membuat Prof BUS dipecat dari jabatannya.
"Kami akan lanjutkan aksi ini. Kita akan menanyakan ke pimpinan apa dasarnya memecat," terangnya.
Dalam aksi tersebut mereka menolak pemberhentian Prof. Dr. Budi Santoso, sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga secara sepihak dan tidak mendasar. Kemudian menuntut kepada Pimpinan Universitas Airlangga untuk mengembalikan jabatan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga kepada Prof. Dr. Budi Santoso.
Sementara itu Prof Budi Santoso sendiri membenarkan bahwa dirinya telah dicopot dari jabatannya. Dikarenakan dari respon Prof Budi terkait rencana Kemenkes untuk mendatangkan dokter asing ke Indonesia. "Iya benar dihentikan dari jabatan Dekan FK Unair," kata Prof Budi
Prof Budi mengatakan pada Senin (1/7) dia dipanggil oleh Rektor Unair Prof Nasih. Panggilan itu dilayangkan usai dirinya berkomentar tidak setuju dengan rencana Menkes mendatangkan dokter asing ke Tanah Air.
Sementara itu pertimbangan pimpinan Unair terkait pemberhentian ini merupakan kebijakan internal. Tepatnya untuk menerapkan tata kelola yang lebih baik guna penguatan kelembagaan khususnya di lingkungan FK Unair. ( Selvi Wang )
Editor : Bagus Setiawan