JOMBANG - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemenristek) RI akan memperpendek masa pendaftaran mahasiswa baru di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Pendaftaran akan dibatasi hingga akhir Juli 2025. Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan antara mahasiswa di PTN dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Selain itu, PTN akan diprioritaskan untuk mengembangkan program magister (S-2) dan doktor (S-3).
Pernyataan ini disampaikan oleh Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof. Fauzan, saat bertemu dengan pimpinan Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) Jawa Timur di Pesantren Tinggi Darul Ulum, Rejoso, Jombang. "Proses penerimaan mahasiswa baru di PTN akan dibatasi, terakhir pada 31 Juli 2025," ujar Prof. Fauzan kepada sejumlah awak media, Sabtu siang.
Prof. Fauzan menjelaskan bahwa ke depan PTN akan didorong untuk lebih mengoptimalkan pengembangan program magister dan doktor, serta tidak memperbanyak program sarjana (S-1), terutama untuk jurusan yang sudah banyak dikembangkan di PTS. "Saya juga berasal dari PTS, jadi sangat memahami keluhannya. Bahkan sebelum ditemui pimpinan PTS, saya sudah tahu masalah yang mereka hadapi," tuturnya.
Ia juga menekankan pentingnya perubahan pola pikir dalam pengelolaan perguruan tinggi agar dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman. “Perguruan tinggi bukan hanya menyiapkan generasi unggul, tapi juga harus memiliki fungsi sosial. Kampus berdampak harus menjadi tujuan kita bersama,” tegasnya.
Selain itu, Prof. Fauzan menyoroti kesenjangan antara lulusan perguruan tinggi dan kebutuhan dunia kerja. Ia berharap LPTNU bisa menjadi bagian penting dari solusi untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Jombang, Zulfikar As’ad atau yang akrab disapa Gus Ufik, menyampaikan terima kasih atas kepercayaan LPTNU Jawa Timur menjadikan Unipdu sebagai tuan rumah acara.
Gus Ufik menjelaskan, Pondok Darul Ulum atau yang dikenal juga sebagai Pondok Njoso, menaungi 13 lembaga pendidikan formal di jenjang dasar hingga menengah. Kondisi ini membuat mayoritas lulusannya memilih melanjutkan ke PTN, sehingga mempengaruhi jumlah mahasiswa baru di Unipdu.
Unipdu , yang kini memasuki usia ke-25, tengah berupaya mengembangkan Fakultas Kedokteran. Namun, proses tersebut masih terkendala persyaratan akreditasi unggul.
“Minimal 50 persen plus satu dari program studi harus terakreditasi unggul. Mohon doanya, semoga seluruh prodi di Unipdu segera mencapai akreditasi unggul,” pungkas Gus Ufik.(*)
Editor : A. Ramadhan