KABUPATEN MADIUN - Musim kemarau mulai berdampak pada ketersediaan air di Waduk Dawuhan, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun. Volume air di waduk tersebut menyusut hingga 35 persen dari kapasitas normal. Meski demikian, kondisi ini masih dianggap cukup untuk memenuhi kebutuhan irigasi pertanian di wilayah setempat.
Berdasarkan data petugas operasional, saat ini volume air yang tersisa di Waduk Dawuhan diperkirakan sekitar 2,1 juta meter kubik, dari total kapasitas maksimal 3,9 juta meter kubik. Selain itu, tinggi muka air juga mengalami penurunan dari sebelumnya 8.421 meter di atas permukaan laut (mdpl) menjadi 8.210 mdpl.
“Penyusutan air terjadi secara perlahan karena pengaruh fenomena kemarau basah. Meski hujan mulai jarang, kelembapan udara masih cukup tinggi,” jelas Agung Wirasat, petugas operasional Waduk Dawuhan.
Kondisi ini membuat pasokan air dari waduk diperkirakan tetap mampu mencukupi kebutuhan irigasi pertanian hingga akhir musim kemarau. Waduk Dawuhan sendiri selama ini menjadi sumber utama pengairan bagi sekitar 1.273 hektare lahan pertanian yang tersebar di tiga kecamatan, yakni Wonoasri, Balerejo, dan Madiun.
Sementara itu, Nur Aminudin, salah satu petani setempat, mengaku pasokan air dari waduk saat ini masih mencukupi untuk kebutuhan pertanian, terutama untuk musim tanam ketiga. Namun, ia menyebutkan telah mulai menggunakan mesin penyedot air karena permukaan air terus menurun.
“Air masih cukup, tapi karena permukaannya makin turun, kami sudah pakai pompa untuk bantu distribusi ke sawah,” ujar Nur.
Meskipun kondisi belum masuk kategori darurat, para petani berharap pemerintah terus memantau situasi dan siap melakukan langkah antisipatif jika penyusutan volume air semakin parah.
Editor : JTV Madiun