BLITAR - Prosesi pisowanan ageng diawali dengan kedatangan Bupati Blitar dan Ketua Dprd Kabupaten Blitar di Singgasana Pendapa Agung Ronggo Hadi Negoro. Sementara di tempat berbeda, yakni Alon-Alon Kota Blitar para camat dan perangkat desa berkumpul dengan membawa panji masing-masing.
Rombongan perangkat desa bersama para camat masuk secara bergantian di Pendopo Agung Ronggo Hadi Negoro. Sementara pada barisan akhir terdapat pasukan Bregada serta Pasukan Bhayangkara Majapahit yang dipimpin Sekda Kabupaten Blitar.
Para pasukan Bregada membawa pusaka berupa kitab sejarah dan panji-panji, untuk diserahkan kepada Bupati Blitar. Selanjutnya pusaka tersebut disimpan di dalam Pendopo Agung Ronggo Hadi Negoro.
Bupati Blitar Rini Syarifah menjelaskan bahwa upacara ini tidak hanya ritual tapi juga budaya yang harus tetap dilestarikan.
“Upacara adat (Pisowanan Ageng) ini, tidak hanya ritual tapi juga budaya yang harus kita nguri-nguri, yang mana ada nilai gotong royong, kebersamaan, semoga sampai ke pelosok desa,” kata Bupati Blitar yang akbrab disapa Mak Rini.
Ia juga menambahkan ada sejumlah bidang masih menjadi PR bagi Kabupaten Blitar, diantaranya bidang pendidikan yang IPMnya masih berada di angka 72,48. Selain itu, pada bidang infrastruktur dan bidang kesehatan masih terus dikejar.
“Kami akan berupaya membereskan sejumlah PR yang ada di Kabupaten Blitar,” tegasnya.
Mak Rini berharap adanya peningkatan ekonomi kualitas pendidikan dan kesehatan menuju yang lebih baik. Hal tersebut dilakukan karena saat ini Kabupaten Blitar telah banyak kunjungan di bidang pariwisata mulai dari turis lokal dan mancanegara. (Qithfirul Aziz)
Editor : JTV Kediri