SURABAYA - Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur kembali menggelar Festival Musikalisasi Puisi 2025. Ajang tahunan yang menggabungkan kreativitas musikal dan sastra ini ditujukan untuk pelajar SMA/SMK dan sederajat se-Jawa Timur. Pendaftaran telah dibuka sejak 19 Mei dan akan ditutup pada 6 Juli 2025.
Kegiatan ini dirancang tidak hanya sebagai lomba seni, tetapi juga sebagai ruang edukasi sastra melalui bengkel musikalisasi puisi. Kepala Balai Bahasa Jatim, Puji Retno Hardiningtyas, menjelaskan bahwa peserta akan mendapat pembekalan dari para pakar di bidang puisi dan musik. Melalui pembekalan ini, diharapkan para siswa mampu menghasilkan karya musikalisasi puisi yang utuh, baik dari segi estetika maupun teknis.
"Siswa akan dibimbing oleh para pakar tentang bagaimana menganalisis puisi, mengaransemen musik, dan memadukan keduanya menjadi satu kesatuan yang harmonis. Tujuannya agar saat mereka membuat video musikalisasi puisi, tidak terjadi kesalahan dalam pemenggalan teks maupun pemilihan aransemen musiknya," ujar Retno saat berkunjung ke kantor JTV, Rabu (21/5).
Dalam festival ini, peserta diminta mengirimkan karya dalam bentuk video musikalisasi puisi. Setelah seluruh video terkumpul, panitia akan menyeleksi dan memilih 12 tim terbaik.
Kedua belas tim ini akan diundang ke Balai Bahasa secara luring untuk menampilkan karya mereka secara langsung. Mereka akan memperebutkan posisi juara I, II, III, serta Harapan I, II, dan III. Seluruh pemenang akan menerima hadiah dan sertifikat.
Dua tim terbaik nantinya akan dikirim mewakili Jawa Timur ke ajang tingkat nasional di Jakarta. Namun sebelum itu, Balai Bahasa akan melakukan pendampingan dan evaluasi terhadap video yang telah dikirimkan agar maksimal dan mewakili kualitas terbaik Jawa Timur.
"Sebelum kami mengirimkan video ke Jakarta, kami akan melakukan pendampingan terlebih dahulu. Bisa jadi, video yang sudah dikirimkan akan dievaluasi, lalu dibuat ulang agar hasil akhirnya lebih maksimal sebelum dikirim ke tingkat nasional," sambung Retno.
Festival Musikalisasi Puisi telah menjadi agenda tahunan sejak 2006 dan merupakan bagian dari program pusat untuk meningkatkan literasi sastra di kalangan pelajar.
Selain festival ini, Balai Bahasa Jatim juga melaksanakan program bantuan untuk komunitas literasi dan komunitas sastra, serta penghargaan bagi para sastrawan. Inisiatif-inisiatif ini menjadi wujud komitmen Balai Bahasa Jatim dalam membina ekosistem literasi dan sastra di daerah. (")
Editor : A. Ramadhan