MAGETAN - Di tengah tren jajanan modern yang terus bermunculan, kerupuk bandung tetap bertahan sebagai camilan tradisional favorit masyarakat. Kerupuk ini dibuat dari bahan-bahan sederhana seperti tepung terigu, bawang putih, dan penyedap rasa, namun tetap mampu memikat lidah banyak orang. Tak hanya sebagai camilan, kerupuk bandung juga menjadi pelengkap wajib di meja makan.
Salah satu pelaku usaha kerupuk bandung adalah Ibu Lilik, warga Desa Sugihrejo, Magetan, Jawa Timur. Usaha rumahan ini telah dirintis sejak tahun 2010 dan berkembang pesat hingga akhirnya memiliki rumah produksi baru sejak 2021.
Setiap harinya, bersama beberapa karyawan, Ibu Lilik mampu memproduksi hingga 3 kwintal kerupuk mentah. Proses produksi dibantu oleh mesin yang digunakan untuk menggiling dan membentuk adonan agar lebih rapi dan efisien.
Dulu sempat ada 13 karyawan sehingga jumlah produksi mencapai 6-7 kwintal setiap hari, tetapi setelah corona hanya tersisa 5 karyawan sampai saat ini,” ujar Lilik
Baca Juga : Viral Video Remaja Petik Stroberi Masukkan ke Tas, Pedagang Resah
Namun, cuaca menjadi faktor penting dalam produksi. Sinar matahari sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kecepatan pengeringan kerupuk. Pada musim hujan, proses produksi melambat karena kurangnya panas matahari.
Usaha kerupuk ini juga memberi dampak ekonomi positif bagi warga sekitar. Beberapa ibu rumah tangga di desa turut dilibatkan dalam proses produksi, sehingga mereka bisa memperoleh tambahan penghasilan untuk keluarganya.
Harga kerupuk bandung mentah dibanderol Rp18.000 per kilogram, sedangkan untuk kemasan besar 25 kilogram dijual seharga Rp400.000. Produk ini dipasarkan melalui warung dan toko-toko, bahkan sudah menjangkau kota-kota lain seperti Ngawi dan Madiun.
Baca Juga : Polisi Ungkap Pembobolan Mesin ATM di Magetan, Kerugian Capai Rp600 Juta
Dengan cita rasa gurih dan khas, kerupuk bandung membuktikan bahwa warisan kuliner tradisional masih memiliki tempat istimewa di hati masyarakat, meski di tengah gempuran jajanan kekinian yang terus berganti. (Rafelina Rosa)
Editor : M Fakhrurrozi