PONOROGO - Jagat media sosial kembali dihebohkan dengan pembongkaran sebuah makam yang diduga palsu di Kabupaten Ponorogo. Kali ini, makam tersebut diyakini sebagai makam Mbah Sobari, yang disebut-sebut sebagai tokoh pejuang era penjajahan Jepang dan salah satu pendiri Pondok Pesantren Jenes. Namun, dugaan ketidakjelasan asal usul jenazah di makam itu mendorong warga untuk mengambil tindakan.
Pembongkaran dilakukan di TPU Pilang, Kelurahan Brotonegaran, Kecamatan Ponorogo, dengan pendampingan dari petugas TNI, Polri, serta anggota dari Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI LS) DPC Ponorogo, dan perwakilan dari Pondok Pesantren Jenes.
“Pembangunan makam ini tidak dilakukan dengan izin dari pengelola makam maupun warga sekitar. Sehingga kuat dugaan ada upaya manipulasi yang dimanfaatkan oleh oknum,” ujar Setyo Laksono Putro, Lurah Brotonegaran.
Sekretaris PWI LS DPC Ponorogo, Syawir Wirastho, menambahkan bahwa proses klarifikasi terhadap makam yang diduga palsu ini telah berlangsung selama setahun terakhir. Pihaknya menerima laporan dari masyarakat terkait kejanggalan tersebut, termasuk adanya dugaan upaya mengkultuskan makam yang tidak memiliki kejelasan historis maupun legalitas.
Baca Juga : Warga Bongkar Makam Palsu yang Dikenal sebagai Wali Lima di Ngawi
“Kami melalui proses panjang dan kajian ilmiah sebelum akhirnya pembongkaran dilakukan. Informasi ini sudah kami terima sejak satu tahun lalu,” terang Syawir.
Senada dengan hal itu, tokoh masyarakat setempat, Mudjiono, juga menyatakan bahwa makam tersebut bukan dibangun oleh warga asli Brotonegaran. Ia menilai ada indikasi kuat oknum pembangun ingin mengangkat makam tersebut sebagai tempat keramat.
“Setelah ada kesepakatan warga dan pihak pondok, akhirnya makam dibongkar. Dan pihak Pondok Jenes sudah menyatakan bahwa itu bukan makam Mbah atau Syaikh Sobari,” tegasnya.
Aksi pembongkaran ini mendapat perhatian luas di media sosial, sekaligus menjadi pengingat pentingnya klarifikasi sejarah dan identitas sebelum tempat-tempat keramat dibangun atau disebarluaskan kepada publik.
Editor : JTV Madiun