BLITAR - Tingginya kasus kekerasan perempuan dan anak di Kabupaten Blitar membuat prihatin Bupati Blitar Rini Syarifah.
Bupati Rini Syarifah meminta semua steakholder terlibat dalam Penanganan kasus tersebut, baik dari unsur pemerintah, organisasi kemasyarakatan, keagamaan, dan lainnya.
Oleh karena itulah Bupati akan memfokuskan penanganan kasus Kekerasan Perempuan Dan Anak PPA di Kabupaten Blitar dengan melakukan sosialisasi intens kepada Masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Rini Syarifah saat membuka pelatihan penanganan kasus keketasan perempuan dan anak yang diikuti ratusan kader dari seluruh Desa dan Kelurahan di Kabupaten Blitar.
Menurut Rini Syarifah terjadinya kasus kekerasan perempuan dan anak banyak pemicunya yakni masalah individual sosial dan hukum.
“Kami ini sangat komit ya, mendirikan Unit PPA di Dinas PPKB tidak hanya didinas ini tapi seluruh OPD ini kita gerakkan, saya tidak mau akibat efek dari teknologi ini anak-anak perempuan menjadi korban dan kita bina mental mereka dan akhlak mereka.” Ujar Hj. Rini Syarifah Bupati Blitar.
Sementara itu, Michael Hankam Indoro Kepala DP3A PPKB Kabupaten Blitar berharap dengan acara ini Satgas PPA bisa cepat melakukan pendampingan bila ada kasus kekerasan terhadap Perempuan dan anak.
“Kegiatan penguatan manajemen terhadap Satgas PPA ada di 150 Desa dan kelurahan yang ada di Kabupaten Blitar, sehingga bila ada kekerasan Satgas PPA segera melakukan Tindakan pendampingan.” Ujar Drs. Michael Hankam Indoro, M. Si Kepala DP3A PPKB Kabupaten Blitar
Sebagai informasi bahwa selama Januari hingga Juli 2023 Dinas P3A PPKB Kabupaten Blitar mencatat terdapat sebanyak 58 kasus kekerasan perempuan dan 28 kasus kekerasan anak. Pihak dinas akan berupaya maksimal menurunkan angka kasus tersebut hingga benar benar kasus tersebut bisa zero di Kabupaten Blitar.(Moch.Asrofi)
Editor : JTV Kediri