MAGETAN - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan melakukan pengecekan sejumlah Early Warning System (EWS) di berbagai wilayah rawan bencana. Salah satunya di Desa Ngancar, Kecamatan Plaosan, yang menjadi area rawan longsor.

Langkah ini bertujuan memastikan alat pendeteksi dini bencana dapat berfungsi optimal untuk meminimalkan risiko bagi masyarakat.

Di tengah cuaca ekstrem, BPBD memeriksa 11 unit EWS yang tersebar di lokasi-lokasi seperti Sarangan, Ndadi, Gonggang, Wonomulyo, Tileng, Ngancar, Desa Njajar, dan Desa Ngelang.

Alat-alat ini berfungsi mendeteksi risiko tanah longsor dan banjir yang dapat membahayakan masyarakat.

"Kami melakukan peninjauan beberapa EWS yang kami miliki. Di Ngancar, misalnya, alat milik provinsi ini mengalami kendala karena baterainya tidak mengisi akibat cuaca mendung sehingga panel surya tidak dapat menyerap daya," ujar Suparman, Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Magetan.

Desa Ngancar menjadi salah satu wilayah yang paling rentan bencana karena letaknya berada di bawah tebing curam.

Kepala Desa Ngancar, Sarni, mengungkapkan kekhawatiran warganya terhadap risiko longsor jika EWS tidak berfungsi.

"EWS ini tidak berfungsi atau rusak, kami mohon segera dilaporkan ke provinsi untuk diperbaiki. Harapan kami, alat ini bisa segera diperbaiki agar warga kami merasa aman dan nyaman," kata Sarni.

Hasil pengecekan menunjukkan sebagian besar alat dalam kondisi baik, namun beberapa baterai aki perlu diganti karena hujan deras menghambat pengisian daya.

BPBD Magetan menegaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam meningkatkan kewaspadaan di kawasan rawan bencana. Dengan kesiapan alat deteksi dan dukungan masyarakat, risiko bencana dapat ditekan seminimal mungkin. (Aikal Udha/Dhelfia Ayu)