Saat ini, angka pengangguran di berbagai kelompok usia, baik muda maupun tua, menjadi perhatian serius. Salah satu penyebabnya adalah praktik penerimaan karyawan yang sering mengandalkan koneksi atau jaringan (networking) dalam perusahaan. Banyak individu berbakat dan berkompeten merasa tersisih karena kalah bersaing dengan kandidat yang memiliki hubungan dalam organisasi. Meskipun demikian, penggunaan jaringan ini memiliki sisi positif, terutama bagi perusahaan yang ingin meminimalkan risiko dalam rekrutmen.
Melalui rekomendasi jaringan, perusahaan dapat mendapatkan gambaran awal tentang kandidat, baik dari segi keterampilan maupun kepribadian. Rekomendasi ini dianggap sebagai penyaringan awal yang dilakukan oleh seseorang yang dikenal dan dipercaya oleh perusahaan. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk lebih percaya diri dalam merekrut kandidat yang dinilai sesuai, sekaligus mempercepat proses rekrutmen karena beberapa tahapan evaluasi dapat dilewati.
Karyawan yang memberikan rekomendasi juga cenderung berhati-hati karena reputasi mereka turut dipertaruhkan. Oleh sebab itu, rekomendasi dianggap sebagai jaminan awal kualitas kandidat. Dengan cara ini, perusahaan dapat mengurangi risiko mendapatkan karyawan yang tidak cocok, yang dapat berdampak negatif seperti gangguan produktivitas, biaya pelatihan yang terbuang sia-sia, hingga ketidakharmonisan dalam tim kerja.
Selain memberikan keuntungan bagi perusahaan, networking juga menawarkan peluang besar bagi pencari kerja. Dengan membangun jaringan yang kuat, individu memiliki akses lebih baik ke informasi pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan dan minat mereka. Dalam era digital, platform seperti LinkedIn telah membuat proses membangun jaringan dan mendapatkan informasi kerja jauh lebih mudah dibandingkan metode tradisional seperti iklan cetak atau pengiriman lamaran langsung.
Praktik networking juga memberikan efisiensi bagi perusahaan, terutama dalam industri yang bergerak cepat seperti teknologi, keuangan, atau industri kreatif. Di sektor ini, kemampuan untuk mendapatkan talenta berkualitas secara cepat sering kali menjadi faktor penentu keberhasilan. Networking memungkinkan perusahaan untuk menemukan kandidat sebelum mereka direkrut oleh pesaing, memberikan keunggulan kompetitif yang signifikan.
Pada akhirnya, normalisasi penggunaan jaringan dalam rekrutmen mencerminkan pergeseran besar dalam cara kerja perusahaan dan pencari kerja. Networking telah menjadi alat penting dalam dunia kerja modern, menciptakan hubungan yang saling menguntungkan antara perusahaan dan karyawan. Bagi perusahaan, ini adalah cara yang efisien untuk mendapatkan talenta terbaik. Sementara bagi pencari kerja, jaringan menawarkan peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan mereka. (*)