SURABAYA - Yayasan Peduli Kasih Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) berkolaborasi bersama Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome (POTADS) menggelar workshop untuk ABK di Hotel Shangri-La Surabaya, Sabtu (14/12/2024).
Sawitri Retno Hadiati, selaku Ketua Yayasan Peduli Kasih ABK, mengungkapkan bahwa workshop ini sebagai wadah agar ABK berkarya dan orang tua mempraktikkan di rumah, sehingga dapat menambah aktivitas di rumah.
"ABK itu waktunya banyak. Agar mereka tidak bosan, maka kami mengupayakan untuk mewadahi berbagai kegiatan, sehingga mereka juga memiliki karya yang fungsional,” ujar Sawitri di Surabaya, Sabtu (14/12/2024).
Sejalan dengan tema Hari Disabilitas Internasional (HDI) yang ditetapkan PBB, yaitu 'Memperkuat Kepemimpinan Penyandang Disabilitas untuk Masa Depan yang Inklusif dan Berkelanjutan', workshop ini diadakan untuk merayakan dan mendukung partisipasi aktif penyandang disabilitas.
Oleh karena itu, pelaksanaan workshop yang dihadiri oleh empat ABK dan para orang tuanya ini dipimpin langsung oleh Rohadatul 'Ais yang merupakan seorang Learning Difficulty.
"Saya ingin membuat suasana seperti tema HDI menurut PBB tahun ini, sehingga workshop ini harus dari ABK untuk ABK,” lanjut Sawitri.
"Nantinya mereka akan timbul keyakinan dan kepercayaan diri. Kemudian, akan muncul minat masing-masing anak dan kesadaran orang tua atas minat anak,” Sawitri menambahkan.
Kegiatan workshop ABK melukis payung menggunakan media cat akrilik yang berlangsung selama 90 menit ini disambut hangat oleh keempat ABK dan orang tua yang hadir.
Mereka tampak antusias saat Rohadatul 'Ais mulai menjelaskan ketentuan workshop ini dan memberikan media lukisnya yaitu payung putih dan cat akrilik.
Tak perlu waktu lama, masing-masing peserta langsung memilih tempat duduk dan mulai berkonsentrasi. Ide-ide kreatif mulai bermunculan, terlihat dari raut wajah mereka yang tampak serius namun menyenangkan.
Terdapat ABK yang menggambar sketsa terlebih dahulu menggunakan spidol, kemudian melengkapinya dengan cat akrilik setelah usai membuat sketsa. Mereka sangat antusias menyelesaikan lukisannya hingga akhir.
“Biasanya mereka memang seperti ini ada yang maunya membuat sketsa dulu agar lebih mudah, tetapi ada juga yang langsung menggunakan cat sesuai imajinasi mereka sendiri. Saya hanya memberikan arahan jika mereka membutuhkan,” kata Rohadatul 'Ais menjelaskan.
Selesai melukis, Ralingga Makaru Doni yang merupakan salah satu ABK ini menjelaskan tentang lukisannya. Ia mengaku terinspirasi dari lingkungannya, sehingga Ia melukis rumah, pohon, dan tangga.
“Tadi lihat rumah di rumah. Jadi lukis rumah. Ini ada tangga dan pohon juga. Suka melukis, senang, semangat tadi berangkatnya,” ujar Doni.
Orang tua yang hadir tidak hanya menjadi pendamping, tetapi juga aktif berinteraksi dengan anak-anak mereka.
Mereka memberikan dukungan moral, membantu anak-anak memilih warna, dan ikut menggoreskan kuas, menciptakan ikatan yang lebih erat.
Irma Catur Setianingsih, salah satu orang tua dari ABK yang mengikuti workshop ini mengaku workshop ini sangat bermanfaat untuk perkembangan anaknya.
"Workshop ini bagus untuk perkembangan dan motivasi anak saya. Agar anak saya juga lebih terlihat bakatnya. Anak saya suka melukis jadi dia sangat senang ke sini,” kata Irma.
Workshop ini tidak hanya menjadi wadah bagi ABK untuk mengekspresikan diri, tetapi juga mempererat hubungan antara anak dan orang tua. Melalui kegiatan seni, diharapkan ABK dapat semakin percaya diri dan mandiri.
Editor : Khasan Rochmad