NGANJUK - Di Kabupaten Nganjuk banyak destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi mulai dari wisata alam hingga wisata kuliner. Bagi anda yang ingin memetik buah rambutan langsung dari pohonnya dan memakan sepuasnya. Kini, anda bisa datang ke wisata kampung rambutan yang ada di usun Kedung Jeru, Desa/Kecamatan Ngetos. Dengan tarif Rp 10 ribu, untuk dewasa dan Rp 8 ribu, untuk anak-anak.
Selain tarifnya yang murah, lokasinya yang ada di lereng Gunung Wilis menjadi lebih menarik dengan latar pemandangan alam dan sejuknya hawa pegunungan. Pengunjung bisa memetik dan menikmati buah rambutan sesuai pilihan dengan duduk santai di gazebo yang disediakan pihak pengelola.
Wisata kampung rambutan ini tidak pernah sepi pengunjung yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Sedangkan bagi pengunjung yang ingin membawa pulang buah rambutan untuk oleh-oleh, pengelola wisata hanya menjualnya Rp 5 ribu perkilogramnya.
Salah satu pengunjung dari Malaysia, yaitu Eddy Rama. Ia datang bersama istri dan keluarga setelah tahu ada wisata petik rambutan di media sosial yang membuatnya penasaran.
Kebetulan dia sedang berkunjung ke rumah mertuanya di Kecamatan Berbek, Kabupaten Nganjuk.
Menurut Eddy, buah di Kampung Rambutan berbeda dengan yang ada di negara asalnya.
“Di sini buahnya lebih tebal dan tidak lengket bijinya. Rasanya juga lebih manis, pokoknya enak, mantap,” ucap Eddy,
Gisyla Oktaviana, salah satu pengunjung asal Kelurahan Kauman mengatakan, ia datang ke sini karena tertarik dengan wisata alam, apalagi bisa makan sepuasnya, dengan tarif yang terjangkau.
“ Menurut saya, buah rambutan yang dipetik langsung dari pohon rasanya jauh lebih segar jika dibandingkan dengan membeli di pasar. Selain bisa memilih sesuai yang kita inginkan,”ujar Gisyla
Sementara itu, Aris Trio Effendi ,pengelola wisata Kampung Rambutan, mengatakan, dibukanya lokasi wisata ini berangkat dari keresahan para petani rambutan saat musim panen. Hasil panen yang selalu melimpah berbanding terbalik dengan rendahnya harga jual di pasaran.
“Seringnya harga pasaran cukup murah. Lokasi wisata ini jadi inisiatif kita membantu petani rambutan. Minimal harganya tidak terlalu jatuh, sesuai standar mereka,” ungkap Aris.
Aris menjelaskan, jika Kampung Rambutan berdiri di atas lahan seluas tiga hektare yang dirintis petani rambutan bersama pemuda desa setempat. Seiring berjalannya waktu, lokasi wisata ini semakin ramai dikunjungi wisatawan yang bahkan datang dari luar daerah.
Semakin berkembang, pada tahun 2017 lalu dibentuklah kerjasama antara pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS), pemuda desa dan petani kebun rambutan.
“Sekarang, hari biasa bisa sekitar 250 sampai 300, kalau hari Minggu bisa sampai 500 pengunjung yang datang. Rencananya kalau tiga hektare ini habis, akan diperluas lagi. Di sini ada ratusan lahan milik petani rambutan yang siap dijadikan tempat wisata,” tambahnya,
“Biar tidak hanya buah saja, tapi ada wisata lain yang bisa menunjang Kampung Rambutan,” tandasnya.
Diharapkan wisata kampung rambutan semakin berkembang, sehingga dapat membangun wahana lainnya untuk menunjang wisata Kampung Rambutan.
Reporter: Achmad syarwani
Editor: Vita Ningrum