TUBAN - Sebuah kandang kambing berkonstruksi kayu jati dan berlantai keramik milik Jericho Sega Deringo (27), warga Desa Banyu Urip, Kecamatan Senori, Tuban viral di media sosial.

Kandang kambing mewah yang menghabiskan biaya fantastis sebesar Rp 400 juta ini dilengkapi dengan televisi layar datar 30 inch, kulkas hingga sejumlah fasilitas lainnya seperti dapur. Sementara, proses pembangunan kandang yang berukuran 20 x 8 meter dilakukan secara bertahap dan membutuhkan waktu selama dua tahun.

Jericho mengungkapkan saat itu dirinya yang merasa jenuh bekerja menjadi tenaga honorer sebagai teknisi listrik di kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana Jakarta selama 9 tahun kemudian berpikir untuk resign dan memulai usaha ternak kambing di kampung halamannya.

Setelah itu, Jericho membangun kandang kambing yang bersih dan nyaman termasuk cara pembuangan dan pengolahan kotoran. Hal ini dilakukan mengingat selama ini ternak kambing identik dengan kandang yang kumuh, kotor, dan bau.

Baca Juga :   Polisi Selidiki Viralnya Video Dua Pelajar SMA Mesum di Hutan

“Saya berpikir untuk membuat kandang yang konsepnya modern terus orang dateng itu nggak jijik gitu, yang kayak saya, karyawan itu juga betah untuk ngurusin kambingnya,” ujar Jericho.

Kini, kandang kambing berlantai keramik dengan corak warna-warni milik Jericho sudah terisi kambing jenis etawa untuk kontes dan berencana akan menjual aneka jenis kambing seperti kambing untuk kurban hingga aqiqah.

Ke depannya, kandang kambing yang bersih dan mewah ini diharapkan bisa menjadi magnet bagi wisatawan khususnya anak-anak sekolah untuk berwisata edukasi budidaya kambing.

Baca Juga :   Polisi Tindak Lanjuti Laporan Perusak Hutan Mangrove Pamekasan

“Rencananya untuk ke depannya, kita buat konsep kandang kambing yang ada tempat nongkrongnya, ada tamannya, ada tempat untuk edukasi anak-anak kecil gitu. Jadi dia bermain sambil ngasih makan kambing kaya cemilan pisang apa gitu, dia juga diperkenalkan dengan bagimana cara beternak, bagaimana ngurusin kambing yang bener kaya gini lo, yang bersih kaya gini lo.” Pungkasnya. (Dziky Muhamad, Khusni Mubarok)