TULUNGAGUNG - Suasana berbeda terlihat di areal persawahan Desa Jarakan, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung. Usai masa panen padi, sawah yang biasanya lengang berubah menjadi arena hiburan rakyat, dengan digelarnya lomba sambitan layangan atau adu ketangkasan layang-layang.
Kegiatan yang sudah menjadi agenda rutin warga ini disambut antusias. Ratusan warga dari berbagai usia berkumpul di tengah sawah untuk menyaksikan sekaligus mengikuti lomba. Langit desa pun dihiasi warna-warni layangan yang bertarung di udara, diiringi sorak sorai penonton yang menambah semarak suasana.
Tak hanya warga lokal, sejumlah peserta juga datang dari luar desa bahkan luar kecamatan. Menurut panitia lomba, Fanani, setiap gelaran bisa diikuti oleh 60 hingga 80 peserta. Kegiatan ini tak sekadar menjadi ajang hiburan, tapi juga sarana mempererat silaturahmi antar pemuda desa dan sesama penghobi layang-layang.
Baca Juga : Usai Panen, Warga Tulungagung Gelar Lomba Sambitan Layangan di Tengah Sawah
“Tujuannya agar anak-anak dan pemuda tidak hanya terpaku pada gadget. Ini jadi alternatif hiburan yang sehat dan positif,” ujar Fanani.
Lomba ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu kelas junior untuk anak-anak usia sekolah dasar dan kelas dewasa untuk umum. Salah satu peserta junior, Azka Fredilio, mengaku lebih senang bermain sambitan layangan daripada bermain handphone.
“Lebih seru, bisa lari-lari dan ketemu teman. Kalau main HP, sendirian terus,” kata Azka.
Baca Juga : SMAGA Volley Cup 2025 Jadi Ajang Penjaringan Atlet Voli Muda Berprestasi
Dalam permainan adu layangan ini, teknik tarik-ulur benang menjadi kunci utama untuk memenangkan pertandingan. Sementara itu, kekuatan dan ketajaman benang hanya menjadi faktor pendukung.
Ihsan Syaifudin, salah satu peserta dewasa, mengatakan bahwa adu layangan juga membutuhkan konsentrasi tinggi dan strategi.
“Bukan soal siapa yang paling kuat, tapi siapa yang paling cerdik dan sabar dalam memainkan benang,” pungkasnya. (Agus Bondan/BenySetiawan)
Editor : JTV Kediri