PONOROGO - Di Kelurahan Bangunsari, Kecamatan Ponorogo, petani setempat melaksanakan ritual tradisional yang sudah diwariskan turun-temurun. Tradisi ini disebut Methil Padi, atau lebih dikenal sebagai Sedekah Bumi, yang diadakan untuk menyambut masa panen. Meskipun semakin jarang dilakukan seiring perkembangan zaman dan teknologi, tradisi ini tetap dipertahankan oleh warga setempat sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa.
Tradisi Methil Padi diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh sesepuh setempat, sebagai rasa syukur atas hasil panen yang maksimal. Setelah itu, para petani melakukan panen padi secara simbolis, diikuti oleh tokoh masyarakat yang turut berpartisipasi dalam acara tersebut.
Selain berdoa, para petani juga melakukan sedekah bumi dengan makan ingkung bersama di pematang sawah. Tradisi ini tidak hanya menjadi bentuk rasa terima kasih atas hasil panen yang melimpah, tetapi juga sebagai upaya untuk melestarikan budaya leluhur yang kini semakin jarang dijumpai.
"Tradisi Methil Padi ini sudah menjadi bagian dari masyarakat kami sejak zaman dahulu. Walaupun semakin jarang dilaksanakan, kami tetap menjaga kelestariannya karena ini merupakan wujud syukur kami." ungkap Andrea Perdana, Lurah Bangunsari, Senin (18/11/2024).
Baca Juga : Selamatan Desa, Warga Lereng Gunung Arjuno Berebut Hasil Bumi
"Dengan adanya tradisi ini, kami berharap hasil panen kami semakin berlimpah dan diberi kelancaran dalam setiap musim tanam, khususnya pada musim tanam ketiga." jelas Abu Yahman, salah satu petani.
Meskipun terpengaruh oleh perkembangan zaman, tradisi Methil Padi tetap menjadi simbol ikatan kuat antara petani dengan alam serta sebagai wujud rasa syukur mereka terhadap hasil pertanian yang melimpah.(Ega Patria/Selvina Apriyanti)
Editor : Iwan Iwe