SURABAYA - Calon Presiden Ganjar Pranowo menyoroti tiga aspek kunci dalam upayanya untuk meningkatkan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM): Hetero Space, Lapak Ganjar, dan semangat "Made in Indonesia."
Pencapaian dan terobosan Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah kerap mendapat apresiasi, khususnya dalam mengangkat UMKM lokal. Sebelum mencalonkan diri dalam Pemilihan Presiden 2024, Ganjar memimpin Jawa Tengah selama dua periode, dari 2013 hingga 2023.
Dalam sepuluh tahun kepemimpinannya, Ganjar berhasil membawa berbagai perubahan yang kondusif bagi iklim UMKM. Keberhasilan ini memotivasi misi ambisiusnya untuk memajukan dan meningkatkan kualitas UMKM seperti dalam Visi dan Misinya.
Berikut adalah rangkuman dari berbagai inisiatif yang dijalankan oleh Ganjar Pranowo untuk memajukan UMKM dalam satu dekade terakhir sebagai Gubernur Jawa Tengah:
Baca Juga : Teknik Ganjar Dorong UMKM: Hetero Space, Lapak Ganjar, dan Dukungan Made in Indonesia
1. Hetero Space UMKM
Program Hetero Space, yang diinisiasi oleh Calon Presiden Ganjar Pranowo, memiliki keterkaitan erat dengan Program KUR Super Mikro dan konsep pusat kreatif. Program ini telah membuktikan diri sebagai inisiatif holistik dan terukur dengan dampak positif yang signifikan pada perkembangan UMKM di Jawa Tengah.
Hetero Space berfungsi sebagai wadah bagi UMKM untuk tumbuh, menerima pelatihan, bimbingan, dan dukungan modal melalui Program KUR Super Mikro. Konsep pusat kreatif yang diterapkan menciptakan lingkungan yang mendukung kreativitas dan inovasi bagi pelaku UMKM.
Baca Juga : Program 1 Keluarga Miskin 1 Sarjana Ganjar-Mahfud Paling Realistis dari Sisi Anggaran
Dengan melibatkan berbagai pihak, Hetero Space berhasil menciptakan ekosistem dinamis dan berkembang. Hal ini tercermin dalam ekspor produk UMKM senilai 2,5 miliar dolar AS dan surplus sebesar 708 juta dolar AS. Prestasi ini tidak hanya memberikan manfaat lokal, tetapi juga berkontribusi positif pada perekonomian nasional melalui ekspansi pasar internasional.
2. Lapak Ganjar yang Sukses Menyuarakan UMKM ke Seluruh Dunia
Lapak Ganjar, sebuah inisiatif di Jawa Tengah di bawah kepemimpinan Calon Presiden Ganjar Pranowo saat masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, menjadi motor penggerak utama dalam mengembangkan UMKM.
Baca Juga : TPN Ganjar-Mahfud Janjikan Asuransi ke Nelayan Banyuwangi
Program ini dirancang untuk menyediakan fasilitas yang mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan UMKM di wilayah tersebut. Dengan melibatkan 2.932 pelaku usaha, "Lapak Ganjar" terbukti sebagai platform yang diminati dan memberikan dampak positif signifikan bagi UMKM di Jawa Tengah.
Keberhasilan program ini tercermin dalam kisah sukses Wijaya Madu Borobudur, produsen madu lokal yang mendapat pengakuan tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di pasar internasional seperti Swiss dan Belanda.
Prestasi ini menunjukkan bahwa inisiatif sejenis "Lapak Ganjar" memiliki potensi besar untuk membantu UMKM meningkatkan visibilitas dan bersaing di pasar nasional maupun internasional.
Baca Juga : Deklarasi di Bangkalan, IKAMA Kuatkan Dukungan ke Ganjar-Mahfud
3. "Made in Indonesia"
Ganjar Pranowo menekankan cara lain Pemerintah Provinsi Jawa Tengah meningkatkan UMKM adalah dengan komitmen untuk membeli produk buatan Indonesia atau "Made in Indonesia." Ganjar mengusulkan bahwa sejumlah persentase dari APBN/APBD seharusnya dialokasikan untuk pembelian produk UMKM.
Ganjar telah menganggarkan Rp 3,8 triliun dari APBD Jawa Tengah untuk membeli produk UMKM lokal, menunjukkan komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk menggunakan produk dalam negeri sekitar 92,12 persen dari APBD Jawa Tengah per 30 September 2022.
Baca Juga : TPD Jatim Optimis Ganjar-Mahfud Sukses di Debat Pertama
Melalui langkah ini, Ganjar berharap potensi pelaku UMKM dapat terus tumbuh, memberikan kontribusi positif pada perekonomian masyarakat, dan mengisi kekosongan di pasar ekonomi nasional.
Dengan strategi yang holistik dan terukur, Ganjar Pranowo menunjukkan dedikasinya dalam meningkatkan daya saing dan pertumbuhan UMKM di Indonesia, baik di tingkat lokal maupun internasional.(*)
Editor : M Fakhrurrozi