TUBAN - Dalam upaya melestarikan kekayaan budaya bangsa, sekelompok mahasiswa program Kampus Mengajar Angkatan 8 yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berinisiatif untuk menanamkan kecintaan terhadap budaya Jawa pada siswa-siswi SDN Sidomulyo 1 Tuban.
Kelompok ini terdiri dari lima mahasiswa, dengan Meydiana Dyah Pramesty sebagai ketua kelompok, Nasyiatul Komania, Rika Yuli Susanto, Rina Mei Zul Afifah, serta Sholahuddin Zulfan Arrohmaany sebagai anggota.
Salah satu aksi kolaborasi yang dijalankan dalam kegiatan ini berupa program Nguri-uri Kabudhayan Jawi.
Tujuan dari program ini untuk mengenal lebih dekat dan mencintai kearifan lokal warisan leluhur, khususnya dalam hal lagu Jawa atau yang kerap dikenal dengan sebutan tembang.
Baca Juga : Ribuan Warga Hadiri Sholawat & Do’a Bersama Untuk Pilkada di Tuban Adem Ayem
Sejak 10 Oktober 2024, program ini telah sukses menyulut semangat belajar siswa-siswi untuk mempelajari kekayaan budaya Jawa.
Fokus pada siswa-siswi kelas 5 dan 6, aksi kolaborasi ini dilaksanakan sebanyak dua kali dalam seminggu untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam.
Mulanya, siswa akan diajak untuk menyanyikan lagu-lagu tradisional setiap akhir kegiatan belajar mengajar muatan lokal dengan durasi 15 menit.
Baca Juga : Hilang Saat Melaut, Nelayan Ditemukan Tewas di Laut Utara Tuban
Program “Nguri-uri Kabudhayan Jawi” ini dicetuskan dengan tujuan agar siswa-siswi dapat tetap menikmati, mewarisi, sekaligus melestarikan lagu-lagu Jawa di tengah gempuran modernisasi zaman.
Sholahuddin Zulfan Arrohmaany, mahasiswa Pendidikan Bahasa Jawa Universitas Negeri Yogyakarta, memimpin langsung aksi kolaborasi ini.
Baca Juga : Ungkap 13 Kasus Narkoba, Polres Tuban Amankan 18 Pengedar
Ia mengajarkan titi laras tembang dolanan, seperti Menthog-menthog pelog nem, sebuah tembang anak-anak yang menyenangkan.
Sementara itu, mahasiswa lain juga turut belajar titi laras tersebut sembari memperkenalkan judul lagu-lagu lain yang sarat akan kekhasan daerah, seperti “Sri Huning Mustika” dan “Ayo Ning Tuban”.
Lagu-lagu tersebut mendeskripsikan kearifan lokal kota yang dijuluki Bumi Wali ini.
Baca Juga : Kades Tuban Dipanggil Bawaslu Terkait Dugaan Pelanggaran Netralitas
Pengajaran dimulai dari mengenalkan titi laras terlebih dahulu, kemudian lanjut menyanyikan lirik tembang dolanan Menthog-menthog.
Hal ini bertujuan agar siswa-siswi memahami terlebih dahulu tangga nada dari tembangnya.
Meydiana Dyah Pramesty selaku ketua kelompok Kampus Mengajar Angkatan 8 di SDN Sidomulyo 1 ini mengungkapkan, lagu yang diberikan mulai dari lagu yang mudah terlebih dahulu sebagai awal mula memperkenalkan lagu Jawa ini.
"Ada keinginan dari kami untuk mengajarkan tembang khas Tuban sebagai sarana memperkenalkan kearifan lokal daerah, tapi itu belum. Pakai tembang dolanan seperti Menthog-menthog dulu yang liriknya mudah dimengerti,” ungkapnya, Sabtu (12/10/2024).
“Seperti lagu ‘Sri Huning Mustika’ itu kami baru sedikit-sedikit memperdengarkan liriknya untuk pengenalan,” tambahnya.
Antusiasme siswa-siswi SDN Sidomulyo 1 sangat tinggi. Guru-guru pun mendukung penuh pelaksanaan program ini demi menumbuhkan minat siswa-siswi untuk lebih mencintai Budaya Jawa.
Kini, SDN Sidomulyo 1 Tuban berhasil menciptakan siswa-siswi yang memiliki minat tinggi pada Budaya Jawa berkat program yang diberikan oleh mahasiswa Kampus Mengajar Angkatan 8 dan dukungan dari sekolah.
Program ini tidak hanya bermanfaat bagi siswa, tetapi juga bagi mahasiswa. Mereka mendapatkan pengalaman berharga dalam mengajar dan berinteraksi dengan peserta didik. Selain itu, mereka juga semakin memahami pentingnya melestarikan budaya Jawa.
Keberhasilan program ini membuktikan bahwa SDN Sidomulyo 1 Tuban merupakan sekolah yang layak untuk diteladani dalam mendidik siswa-siswi yang berkarakter dan berbudaya.
Editor : Khasan Rochmad