MALANG - Transformasi dari revolusi industri 4.0 menuju era society 5.0 memiliki dampak positif dan negatif bagi perkembangan karakter generasi muda di Indonesia. Dampak positif adanya teknologi yang memenuhi kegiatan Generasi z, yaitu mudahnya menjalin pertemanan antar pulau maupun negara, dapat menunjukkan kebudayaan yang berasal dari negara Indonesia dan dapat saling membagikan konten-konten positif dalam berkarya.
Namun, tidak sedikit pemuda yang belum memanfaatkan teknologi dengan benar. Hal ini, disebabkan masuknya kebudayaan asing yang tidak selaras dengan kebudayaan dan kebiasaan yang ada di Indonesia.
Oleh sebab itu, pendidikan karakter pada Generasi z saat ini sangat diperlukan. Sebagai upaya mendorong pendidikan karakter bagi Generasi Z, Ketua fraksi PDI Perjuangan sekaligus anggota Komisi E DPRD Jawa Timur, Dr. Sri Untari Bisowarno menggelar seminar parenting dengan tema "Pendampingan Orang Tua Terhadap Perkembangan Pendidikan Anak Usia Remaja (Gen-Z)" di dua Kecamatan yakni Wonosari dan Ngajum, Kabupaten Malang, Kamis (14/09/23).
Sri Untari, menyebutkan bahwa untuk membangun peradaban bangsa harus dimulai dari mendidik karakter, terutama pada anak sejak usia remaja. Untuk membangun hal itu, bermula dari peran keluarga terutama orang tua.
"Penting bagi orang tua untuk melakukan pendampingan terhadap anak-anak di usia 11 sampai 26 tahun atau Gen Z. Karena teknologi saat ini tidak hanya memberikan dampak positif, namun juga memiliki dampak negatif yang tidak bisa diremehkan," katanya.
Menurutnya, dampak negatif yang ditimbulkan salah satunya adalah pergaulan bebas. Dimana, generasi muda saat ini mudah terpengaruh dan terjerumus oleh hal negatif.
"Sebagai contoh, fenomena generasi muda saat ini adalah akibat pergaulan bebas. Tidak sedikit dari mereka, khususnya saat menginjak usia 15 tahun, sudah mengkonsumsi alkohol bahkan narkoba. Selain itu juga banyak fenomena pernikahan dini yang saat ini terjadi," ungkapnya.
Oleh karenanya, melalui seminar tersebut, Sri Untari mengajak para orang tua untuk berupaya untuk menanamkan pendidikan karakter dengan cara mendampingi dan memperhatikan. Sehingga nantinya mampu menjadikan generasi Z tidak hanya pintar secara teori, namun juga memiliki akhlak, moral, serta karakter.
"Kami mengajak para orang tua, khususnya Ibu melalui kegiatan ini untuk mengimplementasikan cara mendidik dengan benar dan tegas, namun tidak sampai mencederai psikologis anak. Sehingga diharapkan melalui pemantauan orang tua, Generasi muda bisa terhindar oleh hal hal negatif yang ditimbulkan," tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, Analis Kebijakan Ahli Muda yang sebelumnya menjabat sebagai Kasi Pemberdayaan perempuan DP3A Pemkab Malang, Dra. Rorie Paulina, turut dihadirkan sebagai narasumber untuk membahas tentang pola anak di era digital.
Menurutnya, terdapat beberapa poin penting dalam mendidik anak di era seperti sekarang ini. Diantaranya, pendidikan tanggung jawab dan konsistensi harus terjaga dengan baik secara penuh dari kedua orang tua.
"Selanjutnya adalah kedekatan. Tentang bagaimana orang tua membuat anak selalu merasa nyaman berada di dekat kedua orang tuanya. Kemudian tujuan pengasuhan, yaitu tentang pembuatan kesepakatan apa saja mengenai tujuan pengasuhan pada anak," paparnya.
Selain itu, Bicara dengan baik pada anak dengan mendengar dan menghargai keputusan yang anak buat. Mengajarkan nilai keimanan sebagai modal untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan sesama yang berlandaskan nilai agama.
"Kemudian, melakukan aktivitas bersama anak dengan membangun emosi dan tanggung jawab yang baik pada anak.Terakhir, persiapkan mental anak untuk masuk era digital. Yakni tentang mempunyai sikap tegas terhadap anak yang sudah mengenal teknologi," jelasnya. (Rafli Firmansyah)
Editor : M Fakhrurrozi