TULUNGAGUNG - Sejumlah balon udara beraneka warna menghiasi langit Lapangan Notorejo, Tulungagung, dalam Mini Festival Balon Udara Tradisional. Acara ini digelar untuk mewadahi kreativitas penggemar balon udara secara aman, tanpa membahayakan lingkungan maupun lalu lintas penerbangan.
Festival yang diadakan di Desa Notorejo, Kecamatan Gondang, ini diikuti oleh delapan kelompok remaja dari musala dan masjid setempat. Mereka saling beradu kreativitas untuk menciptakan balon udara yang unik dan menarik.
Ahmad Bahri, salah satu peserta, menjelaskan bahwa balon udara tersebut terbuat dari kertas minyak. "Untuk merakit satu balon berukuran besar, rata-rata membutuhkan waktu satu minggu," ujarnya.
Berbeda dengan penerbangan balon liar, festival ini mewajibkan peserta memasang tali pengendali pada balon. "Dengan begitu, balon bisa ditahan dan tidak terbang bebas, sehingga lebih aman," tambah Ahmad. Ia pun bersyukur adanya wadah resmi ini, karena mengurangi risiko bahaya bagi orang lain.
Baca Juga : Angka Kecelakaan Lalu Lintas di Tulungagung Meningkat Selama Operasi Ketupat Semeru 2025
Kapolres Tulungagung, AKBP Muhammad Taat Resdi, mendukung penuh penyelenggaraan festival ini. Menurutnya, kegiatan yang terkendali seperti ini jauh lebih baik dibandingkan penerbangan balon liar yang kerap dilakukan masyarakat.
"Selama ini, balon udara sering diterbangkan secara liar, membahayakan lalu lintas penerbangan, mengganggu jaringan listrik, dan berpotensi menyebabkan kebakaran," jelasnya.
Rencananya, pihak kepolisian akan menyelenggarakan festival serupa secara lebih besar pada Juni mendatang, sebagai upaya mengalihkan kebiasaan masyarakat dari menerbangkan balon secara tidak terkendali.
Baca Juga : Angka Kecelakaan Lalu Lintas Selama Operasi Ketupat Semeru 2025 di Tulungagung Meningkat
Festival ini tidak hanya menjadi ajang kreativitas, tetapi juga edukasi tentang pentingnya keselamatan dalam tradisi penerbangan balon udara. (Agus Bondan)
Editor : JTV Kediri