Gunung Semeru , gunung tertinggi di Pulau Jawa, kembali menyambut para pencinta alam. Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni bersama petugas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) telah melakukan pengecekan jalur pendakian untuk memastikan kelayakan dan keamanan sebelum membuka kembali jalur pendakian yang telah lama ditutup.
Proses survei dilakukan secara langsung dengan berjalan kaki sejauh 10 kilometer dari Desa Ranu Pani hingga Ranu Kumbolo. Sepanjang perjalanan, tim menemukan sejumlah kendala, seperti semak belukar yang menutupi jalur serta beberapa tebing yang mengalami erosi. Masalah ini disebut Raja Juli Antoni sebagai tantangan yang harus segera ditangani oleh pihak pengelola.
"Kami rekomendasikan bahwa status Semeru sudah bisa didaki sampai radius 3,5 kilometer dari puncak Mahameru. Kali ini saya mencoba mendaki sampai Ranu Kumbolo, jadi jalannya masih semak-semak karena sudah lima tahun tidak diizinkan untuk mendaki," ungkap Raja Juli Antoni.
Pembukaan pendakian resmi diumumkan pada Senin, 23 Desember 2024. Namun, ada pembatasan jarak pendakian hingga Ranu Kumbolo, yang berjarak sekitar tujuh kilometer dari puncak Mahameru.
Selain itu, kuota pendaki juga dibatasi maksimal 200 orang per hari untuk menjaga kelestarian lingkungan dan mengutamakan keselamatan.
"Hari ini dengan senang hati dan bahagia, kami umumkan kepada pencinta alam bahwa teman-teman sudah bisa mendaki Gunung Semeru, tapi hanya sampai Ranu Kumbolo saja. Sekali lagi, atas nama Menteri Kehutanan, saya membuka pendakian Semeru lagi," tambahnya.
Pembukaan pendakian ini dilakukan setelah berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), yang menyatakan bahwa aktivitas vulkanik Semeru kini berada pada level yang relatif aman.
Pendakian Gunung Semeru kini bukan hanya menjadi tantangan fisik, tetapi juga pengalaman berharga bagi para pendaki yang rindu keindahan alam Ranu Kumbolo. Dengan pembatasan yang diterapkan, diharapkan kelestarian jalur pendakian tetap terjaga. (Yongki Nugroho/Dhelfia Ayu)
Editor : Iwan Iwe