SURABAYA - Universitas Surabaya (Ubaya) terus meningkatkan daya saing lulusan. Terbaru, Ubaya menjalin kemitraan strategis dengan SPS Corporate dan SMB Group, Rabu (30/7/2025).
Jalinan kemitraan Ubaya dan SPS Corporate dan SMB Group ini ditandai dengan serah terima satu unit bus operasional. Prosesi hibah bus ini dilakukan di halaman perpustakaan kampus Ubaya, Rabu (30/7/2025).
Nantinya, bus ini akan menjadi operasional guna mendukung mobilitas akademik baik di kampus utama Tenggilis maupun satelit di Surabaya barat.
Rektor Ubaya Benny Lianto mengatakan bahwa bantuan transportasi ini akan digunakan untuk mendukung mobilitas mahasiswa, dosen, serta tamu kampus.
“Bantuan ini untuk menambah kapasitas transportasi yang sudah ada. Baik untuk kegiatan internal maupun eksternal kampus, termasuk kunjungan industri di Jawa Timur dan Jawa Tebgah,” kata Benny.
Benny menjelaskan bahwa kerja sama ini menjadi momentum membanggakan bagi Ubaya, karena terdapat dua alumni yang menempati posisi strategis di SPS Corporate.
“Saya sangat bangga. Mereka ini contoh alumni yang tidak hanya memiliki pengetahuan, tapi juga karakter dan mentalitas kuat. Itu yang membuat mereka dipercaya menempati posisi puncak di perusahaan,” ujarnya.
Menurut Benny, keberhasilan institusi pendidikan tinggi tidak hanya diukur dari akreditasi atau peringkat, tetapi juga dari kontribusi nyata para alumninya di masyarakat dan dunia industri.
Selain bantuan bus, Ubaya dan SPS Corporate juga sepakat untuk melanjutkan kolaborasi melalui riset bersama, terutama dalam upaya substitusi bahan baku impor di sektor industri.
“Indonesia seharusnya bisa mandiri secara bahan baku. Tapi itu butuh sinergi antara industri dan kampus. Dan inilah yang sedang kami bangun bersama SPS,” jelas Benny.
Sementara itu, COO PT Sun Paper Source (SPS) William Yaury, yang juga alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ubaya, menyatakan bahwa SPS Corporate berkomitmen membangun kerja sama jangka panjang dengan Ubaya.
“Kami berharap ini tidak berhenti pada pemberian saja, tetapi juga berlanjut pada kolaborasi nyata. Dunia industri seperti kami sangat membutuhkan kontribusi dari dunia pendidikan,” ungkap William.
Ia juga menyoroti pentingnya pembekalan lulusan sejak di bangku kuliah agar siap menghadapi tantangan dunia kerja yang terus berubah. “Kami akan terus memberikan masukan, khususnya terkait mentalitas kerja dan kesiapan lulusan. Ini penting agar generasi baru bisa beradaptasi dan memberi kontribusi besar bagi industri,” tandasnya.
Kolaborasi ini diharapkan menjadi model kemitraan berkelanjutan antara perguruan tinggi dan dunia industri, yang tidak hanya berorientasi pada program CSR, tapi juga pada pembangunan SDM unggul dan berdaya saing tinggi. (*)
Editor : M Fakhrurrozi