MOJOKERTO - Putusnya jembatan penghubung antar desa di Dusun Wonokerto, Desa Wonodadi, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto mengakibatkan warga terisolir. Untuk bisa keluar dari dusun, warga harus memutar sejauh 5 Kilometer.
Pasca kejadian, jembatan ditutup sementara menggunakan garis polisi dan drum agar tidak dilewati warga. Beruntung, saat jembatan putus tidak mengakibatkan korban jiwa.
"Tidak ada korban jiwa sebab saat kejadian arus lalu lintas sepi, mungkin karena banyak warga yang sedang berbuka puasa," ujar Miskan, Kepala Desa Wonodadi, Sabtu (15/3/2025).
Miskan menambahkan, warga sudah memprediksi jembatan bakal longsor karena kondisinya sudah memprihatinkan sejak Februari lalu.
"Kanan-kiri jembatan mulai jebol atau menggantung sejak sebulan lalu. Sejak Januari lalu, jembatan sudah ditutup karena bagian bawahnya mulai menggantung sehingga hanya kendaraan roda dua yang diperbolehkan melintas," ungkapnya.
Miskan mengaku sudah melaporkan kondisi jembatan ini ke Polsek Kutorejo, Kecamatan Kutorejo, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR), dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto.
"Laporan ini juga nantinya diteruskan ke Bupati Mojokerto untuk segera mendapatkan penanganan lebih lanjut," pungkasnya.
Putusnya jembatan, lanjut Miskan, tak lepas dari usia jembatan sepanjang 40 meter ini. Jembatan dengan tinggi 30 meter dan diameter 5 meter ini dibangun tahun 1975.
"Jembatan ini sudah berusia lebih dari 50 tahun. Saat hujan deras dan debit air Sungai Kembang meningkat, pondasi jembatan sudah tidak kuat menahan derasnya arus sungai," terangnya.
Sebelumnya, Jembatan penghubung antar desa di Dusun Wonokerto, Desa Wonodadi, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto, putus pada Sabtu (15/3/2025) sekitar pukul 18.00 WIB. Jembatan putus setelah diterjang air Sungai Sumber Kembar pasca huja mn deras di wilayah Pacet. (*)
Editor : M Fakhrurrozi