KAB MADIUN - Kapolsek Geger, AKP Hafiz Prasetia Akbar, S.Tr.K., S.I.K., M.Si., M.Sc., menekankan pentingnya peran kolektif dalam membentuk karakter remaja. Hal itu ia sampaikan saat menjadi narasumber dalam kegiatan Pembinaan Pemuda dan Orang Tua yang digelar di Balai Desa Purworejo, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun.
Dalam paparannya, Hafiz mengulas psikologi forensik yang ia pelajari saat menempuh studi magister Kriminologi di University of Edinburgh. Menurutnya, perilaku remaja tidak sepenuhnya dapat dikategorikan sebagai kenakalan bawaan. Hal tersebut lebih banyak dipengaruhi kondisi perkembangan otak.
“Pada usia remaja, amigdala yang berfungsi mendorong sensasi lebih cepat berkembang dibanding pusat kontrol diri yang baru matang pada awal hingga pertengahan usia 20-an. Inilah yang membuat remaja lebih mudah mengambil keputusan emosional, apalagi ketika tertekan situasi atau pengaruh teman sebaya,” terangnya.
Ia menambahkan, pengaruh lingkungan, khususnya keluarga, menjadi faktor utama yang membentuk kepribadian remaja. “Rangsangan emosional yang positif dan adanya struktur di rumah sangat menentukan. Karena itu, peran orang tua tidak bisa tergantikan,” ujar Hafiz.
Meski begitu, ia menegaskan kepolisian tidak dapat bekerja sendiri. Menurutnya, membangun karakter generasi muda harus menjadi tanggung jawab bersama antara aparat, pemerintah daerah, masyarakat, dan orang tua. “Polri memiliki porsi di bidang preemtif, pencegahan, dan penindakan. Tetapi perubahan perilaku anak dan remaja hanya bisa dicapai dengan kerja sama semua pihak,” tegasnya.
Dalam sesi tanya jawab, orang tua menanyakan cara mengurangi kebiasaan anak bermain gawai. Hafiz menjawab dengan menekankan teladan orang tua. “Jika orang tua sibuk dengan ponsel, jangan harap anak suka membaca. Kalau orang tua terbiasa menonton televisi hingga larut, jangan kaget bila anak kurang tertarik belajar,” ujarnya.
Pertanyaan lain datang dari Karang Taruna terkait banyaknya orang tua yang merantau sebagai pekerja migran. Hafiz menilai kehadiran orang tua dapat digantikan secara kolektif oleh lingkungan sekitar. “Pemerintah desa, PKK, tokoh agama, pelatih silat, guru, hingga komunitas pemuda bisa menjadi figur pengganti yang konsisten dan peduli. Mereka bisa hadir sebagai father figure atau mother figure dalam kehidupan anak,” katanya.
Kegiatan yang merupakan tindak lanjut dari 10 program PKK Desa Purworejo ini turut dihadiri Kepala Desa Purworejo Riyadi, S.T., Babinsa Sertu Dodik Rahman, Bhabinkamtibmas Aiptu Iwan Ika C., perwakilan BPD, LPMD, TP-PKK, serta sekitar 80 pemuda-pemudi dari berbagai unsur masyarakat.
Editor : JTV Madiun