TRENGGALEK - Di tengah catatan produksi ayam potong yang melimpah, harga komoditas tersebut di pasar basah Trenggalek justru mengalami kenaikan dalam dua pekan terakhir. Kenaikan ini disinyalir kuat disebabkan oleh melonjaknya harga pakan ayam.
Sejak dua pekan terakhir, harga ayam potong mengalami kenaikan yang signifikan. Jika sebelumnya dibanderol sekitar Rp 20.000 per kilogram, kini konsumen harus membayar Rp 27.000 per kilogram untuk mendapatkan ayam potong.
Para pedagang mengaku bahwa kenaikan harga ini berasal dari tingkat peternak. Tengkulak membeli ayam dari peternak dengan harga yang sudah lebih tinggi.
"Harganya sudah naik dari peternaknya. Itu karena harga pakan juga naik," ujar Ulfa, salah seorang pedagang ayam potong di Trenggalek.
Fenomena kenaikan harga ini terjadi berbanding terbalik dengan data produksi. Dinas Peternakan Trenggalek mencatat produksi ayam potong pada tahun 2025 menunjukkan tren peningkatan yang sangat tajam, bahkan diperkirakan bisa mencapai dua kali lipat dari produksi tahun 2024.
Kenaikan produksi ini dipicu oleh banyaknya peternak ayam baru yang bermunculan di beberapa wilayah Trenggalek.
"Pada tahun 2024, total produksi ayam potong mencapai 720 ton. Sementara pada semester pertama tahun 2025 saja, produksi ayam potong telah mencapai 704 ton. Angka ini telah mencapai 97 persen dari total capaian produksi ayam potong tahun lalu," jelas Joko Susanto, Kepala Dinas Peternakan Trenggalek.
Berdasarkan capaian semester pertama tersebut, Dinas Peternakan memperkirakan produksi ayam potong pada tahun 2025 secara keseluruhan bisa mencapai dua kali lipat dari realisasi produksi tahun 2024.
Naiknya harga di tingkat konsumen di tengah produksi yang melimpah menunjukkan adanya tekanan dari faktor biaya produksi, dalam hal ini harga pakan, yang memengaruhi struktur harga secara keseluruhan. (Hammam Defa)
Editor : JTV Kediri