TULUNGAGUNG - Pabrik Gula (PG) Modjopanggoong, Tulungagung, menggelar tradisi Manten Tebu pada Jumat pagi (9/5/2025) sebagai penanda dimulainya musim giling tahun ini. Tradisi yang telah berlangsung secara turun-temurun ini tidak hanya menjadi sarana doa memohon kelancaran proses produksi, tetapi juga menjadi wujud rasa syukur atas hasil panen tebu dan simbol sinergi antara pabrik dan para petani.
Puncak tradisi ditandai dengan arak-arakan sepasang boneka pengantin yang terbuat dari tepung beras kukus, lengkap dengan seserahan dan sesaji. Kirab dimulai dari perkampungan sekitar hingga masuk ke area pabrik. Prosesi ini juga melibatkan sejumlah batang tebu sebagai bagian dari iring-iringan.
Setibanya di dalam area produksi, boneka pengantin bersama seserahan dimasukkan ke dalam mesin giling sebagai simbol dimulainya musim produksi gula. Tradisi ini dipercaya membawa berkah dan kelancaran produksi selama musim giling berlangsung.
General Manajer PG Modjopanggoong, Sugiyanto, mengatakan bahwa tradisi Manten Tebu sudah ada sejak ratusan tahun lalu. “Ini adalah bentuk rasa syukur kami kepada Tuhan Yang Maha Esa sekaligus mempererat kerja sama antara pabrik dengan petani,” ujarnya.
Pada musim giling 2025, PG Modjopanggoong menargetkan akan menggiling tebu sebanyak 381.847 ton dengan rendemen sebesar 7,83 persen. Dari jumlah tersebut, diperkirakan akan dihasilkan gula sekitar 29.980 ton. (Agus Bondan)
Editor : JTV Kediri