SURABAYA - Peringatan bagi para wanita jangan sampai memakai perhiasan berlebihan diruang publik. Seperti yang dialami seorang wanita pejalan kaki di Jl. Ahmad Jais depan gang 6, Peneleh Surabaya menjadi korban perampasan kalung yang dilakukan dua orang pelaku dengan mengendarai motor Honda PCX warna hitam, dengan modus menanyakan alamat.
Aksi kejahatan jalanan kembali terjadi di Jl. Ahmad Jaiz, Peneleh Surabaya, Selasa (14/2/23) siang Kemarin. Seorang wanita pejalan kaki tiba - tiba didatangi oleh dua orang laki - laki tidak dikenal mengendarai Honda PCX menanyakan alamat rumah.
"Saya mendengar, dua laki - laki tersebut menanyakan jalan alamat rumah kepada ibu itu, tapi saya tidak melihat detail karena memperbaiki motor saya dan melihat ibu itu sudah terjatuh", kata Abul Hair seorang tukang parkir
Abul Hair yang berada diseberang jalan saat itu, sempat mendatangi korban, tapi ibu itu tidak banyak berbicara. "Saya sempat tanya, ibu itu masih kelihatan syok", tegasnya.
Baca Juga : Diduga Dibebaskan Polisi, Tersangka Penganiayaan di Sampang Dihajar Warga
Kejadian penjambretan ini terekam kamera cctv milik SD Muhammadiyah 2 Peneleh. Dua pelaku sempat mondar - mandir, diduga mencari sasaran hingga bertemu korban yang saat itu berjalan kaki.
Dari rekaman cctv tersebut, korban dan kedua pelaku terlihat sedang mengobrol. Namun tak berselang beberapa menit, satu pelaku langsung menarik kalung dari leher korban. Sempat terjadi perlawanan oleh korban yang mempertahankan kalungnya, sehingga wanita tersebut ikut terseret sejauh 3 meter dan akhirnya tersungkur.
Sementara itu, Kompol. Andhika Mizaldy Lubis, Kapolsek Genteng yang dikonfirmasi melalui pesan singkat WhatsApp, mengaku belum mendapat laporan dari korban atas kejadian tersebut. "Kami ( Polsek Genteng ) belum menerima laporan dari korban, namun anggota sudah saya perintahkan untuk mengecek lokasi dan menyelidiki kejadian tersebut". Tandas Kompol. Andhika Mizaldy Lubis.
Baca Juga : Geng Motor di Banyuwangi Bacok Pengguna Jalan hingga Luka Parah
Reporter:Bagus Setiawan
Editor:Vita Ningrum