SURABAYA - Seorang siswa SMP Kristen Angelus Custos, Surabaya, meninggal dunia saat mengerjakan tugas sekolah. Korban diketahui bernama Steven Sukha Hariyadi.
Atas peristiwa ini, orang tua korban melapor ke Polrestabes Surabaya. Orang tua korban berharap ada pertanggung jawaban dari sekolah.
Tanu Hariyadi, ayah korban menuturkan, peristiwa terjadi 28 Maret 2025, bertepatan dengan hari libur sekolah. Ketika itu, Steven berpamitan pergi ke sekolah SMPK Angelus Custos mengerjakan tugas kelompok latihan Ujian Praktek (Uprak) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK).
Namun, sebelum menuju ke sekolah, Steven berkumpul dengan teman-temannya pukul 11.23 WIB di SDK Santo Xaverius Surabaya, Jalan Kepanjen No. 12, Surabaya.
"Setelah berkumpul, Steven dan temannya menuju sekolah. Namun, kelas sekolah tutup. Mereka kemudian pergi ke lapangan SMPK Angelus Custos dan ternyata ada kakak kelas SMAK Frateran sedang menggelar latihan P5. Mereka akhirnya memutuskan latihan Gazebo SMAK Frateran Lantai IV," kata Tanu Hariyadi, saat ditemui di rumahnya, Perum Lembah Harapan Surabaya.
Selanjutnya, saat di Gazebo SMAK Frateran Lantai IV, almarhum Steven menggelar latihan Uprak PJOK. Di sela-sela latihan Steven sempat melompat ke genteng belakang Gazebo. Dan di situlah dia terkena tersengat tembaga AC dalam keadaan terkelupas.
Dia sempat melompat ke pagar. Kemudian melewati AC. Kemungkinan ingin mengambil posisi untuk pengambilan gambar. Tetapi malah kesetrum. Steven kemudian jatuh. Kepalanya terbentur pagar," cerita Tanu didampingi Christine yang duduk di sebelahnya sembari memegang potret almarhum.
Setelah anaknya jatuh dan tidak sadarkan diri, teman-temannya dan tiga kakak kelasnya dari SMAK Frateran langsung menolong. Pihak sekolah juga datang dan segera membawa korban ke Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan.
Namun sayang nyawa Steven tidak tertolong. Sekitar pukul 12.35 WIB, pihak RS Adi Husada menyatakan Steven meninggal dunia.
Kejadian ini langsung membuat Tanu dan Christine kaget. Mereka tidak menyangka anaknya yang berangkat sekolah dalam keadaan segar bugar diketahui sudah meninggal dunia.
Saat jenazah Steven dimandikan di rumah duka Adijasa di Jalan Demak 90-92, Surabaya, Tanu melihat pada seluruh tubuh Steven terlihat bercak merah, luka pada lengan kiri dan kedua kaki luka.
Pasca kejadian itu, Tanu berusaha mengorek keterangan dari pihak sekolah.
"Saya berkunjung ke sekolah untuk menanyakan kronologi kejadian. Hanya saja saya tidak mendapatkan jawaban memuaskan," ucap Tanu.
Selain itu, Tanu juga meminta pertanggungjawaban pihak sekolah. Mengingat anaknya meninggal sewaktu mengerjakan tugas di sekolah.
"Saya cuma ingin pihak sekolah ada empati pada kami. Hingga anak kami dimakamkan, pihak sekolah tidak menyampaikan permintaan maaf atau datang ke rumah," tutur Tanu.
Pada 10 April 2025, Tanu kemudian melaporkan kejadian ini ke Polrestabes Surabaya dengan Laporan Pengaduan Masyarakat Nomor: LPM/549/IV/2025/SPKT/POLRESTABES SURABAYA.
"Kami hanya ingin ada keadilan," jawabnya singkat.
Sementara phak sekolah SMPK Angelus Custos saat dimintai keterangan belum bersedia menjawab pertanyaan awak media.
Hal ini disampaikan perwakilan sekolah Waka Kesiswaan SMPK Angelus Custos, Triduo Yunani atau akrab disapa Marcel saat menemui awak media pada Senin (5/5/2025).
"Mohon maaf kami belum bisa memberikan klarifikasi. Karena bukan kewenangan kami," ujar Marcel.
Kendati demikian pihaknya berjanji akan memberikan tanggapan setelah berkoordinasi dengan kepala sekolah.
"Saat ini kepala sekolah tidak berada di tempat. Nanti kami pasti berikan klarifikasi," pungkasnya. (*)
Editor : M Fakhrurrozi