PASURUAN - Musim panen raya mangga klonal 21, atau lebih dikenal sebagai mangga alpukat, membawa berkah bagi para pengepul di Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan.
Permintaan tinggi dari berbagai daerah membuat omset melonjak hingga 50 persen dibandingkan tahun lalu.
Ilham, pengepul asal Desa Oro-oro Ombo Wetan, membagikan kisahnya tentang lonjakan permintaan sejak musim panen dimulai pada Agustus lalu.
Setiap hari, ia mampu mengumpulkan sekitar 3 hingga 4 ton mangga dari para petani. Angka ini bahkan melampaui penjualan tahun 2023, di mana ia hanya menjual 35-40 ton.
Kini, dalam tiga bulan terakhir saja, ia telah menjual hingga 70 ton mangga.
“Alhamdulillah lancar, setiap hari saya keluar barang paling sedikit itu 2 ton. Pengiriman lancar, cuaca juga bagus, dan barang tidak mudah rusak,” ujar Ilham.
Ia juga mengatakan bahwa pelanggan tetapnya tersebar di berbagai wilayah, mulai dari Jawa Timur, Aceh, Jabodetabek, hingga luar negeri.
Mangga klonal 21 Pasuruan ini dikenal karena rasanya yang manis dan teksturnya yang lembut, menjadikannya favorit di pasar lokal maupun nasional.
Ilham menawarkan mangga dalam tiga grade, dengan harga bervariasi: grade A dijual Rp25 ribu per kilogram, grade B seharga Rp17.500, dan grade C Rp12.500 per kilogram.
“Kalau kata orang Jakarta, rasa mangga di sini itu lebih nendang, lebih manis, berserat, kadar air rendah. Untuk saya sendiri, pengiriman paling jauh itu ke Aceh,” tambah Ilham.
Dengan kualitas yang terjaga dan jaringan pelanggan yang luas, Ilham optimis penjualan mangga alpukat ini akan terus meningkat hingga musim panen berakhir. (Abdul Majid/Dhelfia Ayu)
Editor : Iwan Iwe