GRESIK - Glenys Cailyn Bachumaira, pelukis cilik berusia 9 tahun asal Gresik, mencatatkan prestasi membanggakan. Karyanya terpilih untuk dipresentasikan dalam ajang bergengsi Kids Biennale Indonesia 2025 yang akan digelar di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta.
Dari ratusan karya anak-anak dari seluruh Indonesia, lukisan Cailyn berjudul Monster Laut: Seperti Batik Kontemporer berhasil mencuri perhatian kurator. Karya tersebut dibuat menggunakan teknik acrylic on canvas berukuran 80x60 cm dan selesai pada tahun 2025.
“Lukisan itu berpesan mengenai seorang anak yang tumbuh dan belajar, bagaimana bisa kuat di tempat apa pun dalam kehidupannya. Dia harus berkembang dan berjuang,” ujar Cailyn ceria.
Lewat karyanya, bocah yang bercita-cita menjadi Arsitek ini ingin menyampaikan pesan tentang ketangguhan anak-anak dalam menghadapi tantangan hidup. Ia menggambarkan dunia yang kompleks melalui visual penuh imajinasi, berpola seperti batik, namun dengan sentuhan kontemporer yang khas.
Bakat seni Cailyn mulai tampak sejak ia berusia 3 tahun. Sang ibu, Ira Sulistiana, masih ingat betul gambar pertama putrinya berupa mobil dengan roda bulat yang tergambar sempurna. Sejak itu, Ira memberikan dukungan penuh atas minat dan bakat anaknya.
“Apapun yang Cailyn minta selama itu untuk pengembangan dirinya, saya support. Saya temani setiap prosesnya, termasuk ketika ia sedang semangat ataupun merasa kesulitan,” ungkap Ira.
Cailyn mulai belajar melukis secara formal di Sanggar Daun Gresik sejak usia 4 tahun, saat masih duduk di bangku playgroup. Di sanggar itulah, kemampuan dan ketekunan Cailyn diasah dengan serius.
Arik S. Wartono, pendiri sekaligus pembina Sanggar Daun, mengenang momen ketika ia pertama kali menyadari bakat luar biasa Cailyn.
“Dalam sebuah kegiatan On the Spot Painting, saat itu hujan deras disertai angin. Anak-anak lain sudah mulai rewel, ada yang menangis dan berhenti melukis. Tapi Cailyn tetap melukis meski kehujanan dan kedinginan. Di situlah saya melihat dedikasinya,” ujar Arik.
Menurut Arik, selama tiga tahun terakhir, Cailyn mendalami teknik canting akrilik, yakni menggunakan canting plastik berisi cat akrilik encer, lalu menggambarkannya ke atas kanvas seperti proses membatik. Teknik ini menghasilkan tampilan yang unik, menyerupai batik kontemporer, dan menjadi ciri khas dalam karya-karyanya. Keunikan gaya melukis inilah yang membuat karya Cailyn terpilih menjadi peserta Kids Biennale Indonesia 2025.
Meski masih sangat muda, portofolio seni Cailyn sudah mengesankan. Pada 2023, ia menggelar pameran tunggal bertajuk Anak Kandung Laut di Lotus Garden, Tulungagung, Jawa Timur. Di tahun yang sama, ia menjadi peserta ARTJOG Kids 2023, sebuah ajang seni bergengsi bagi seniman muda. Tahun berikutnya, ia dianugerahi penghargaan Seniman Berprestasi Jawa Timur 2024 dalam kategori pelukis anak.
Melihat semangat dan pencapaian anaknya, Ira berharap Cailyn terus mengembangkan bakat dengan cara yang membuatnya bahagia.
“Saya berharap Cailyn bisa berkembang dengan apa yang sudah Allah titipkan. Tidak harus sempurna, yang penting dia bisa menjalani apa pun yang dia pilih dengan bahagia,” ujar Ira. (*)
Editor : A. Ramadhan