SURABAYA - Rencana demo Ormas Forum Solidaritas Madura Indonesia (FSMI) terkait juru parkir (jukir) liar dengan menggeruduk Balai Kota Surabaya, dipastikan batal. Kepastian ini disampaikan Wali Kota Eri Cahyadi.
“InsyaAllah teman-teman, apakah ada itu (demo ormas soal jukir liar), InsyaAllah tidak ada. Karena apa? Karena ini kita sudah terangkan, ini loh yang terjadi," katanya kepada awak media di Balai Kota Surabaya, Sabtu (14/6/2025).
Eri menambahkan adanya rencana aksi demo tersebut dikarenakan terjadi kesalah pahaman dengan informasi terkait penertiban jukir liar.
"Saya bilang, InsyaAllah tidak ada (demo) karena ketika kita jelaskan, ketika tahu artinya seperti ini, baru 'oh begini toh'. Karena kalau orang tidak mengerti kan, akhire ono fitnah A, fitnah B, fitnah C. Tapi ketika dijelaskan gamblang ya berarti yowes bener. Makannya kita jalan bersama," terangnya.
Eri Cahyadi menegaskan bahwa Pemkot Surabaya berkomitmen untuk terus menjaga ketertiban dan kenyamanan di Surabaya, khususnya dalam hal parkir.
"Kalau kita ingin menjaga Surabaya, kalau kita ingin menjaga petugas parkir, maka satu, jangan menarik parkir di atas karcis yang sudah ditentukan. Kedua, jangan menarik uang tanpa karcis. Wes beres toh? Warga Suroboyo kan penginine ngunu tok toh? Aman, nyaman," jelasnya.
Ketika masih ada yang melanggar aturan, lanjutnya, oknum tersebut harus dilawan, agar tidak membuat resah warga Surabaya.
"Jaga Surabaya, harus aman, harus nyaman, harus berubah Surabaya," bebernya.
Pihaknya meyakini, warga Surabaya, termasuk seluruh Ormas dan berbagai Suku yang sedang berada di Surabaya, memiliki semangat untuk menjaga Kota Surabaya.
"InsyaAllah, semua orang Surabaya itu luar biasa. Semua Ormas-nya luar biasa. Semua Suku Batak-nya luar biasa. Semua Suku Madura-nya luar biasa. Semua Suku Jawa-nya, Surabaya ini luar biasa, Suku Ambonnya, semua Suku luar biasa," pungkansya.
Sebelumnya, Forum Solidaritas Madura Indonesia (FSMI) menyatakan bakal menggeruduk Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi terkait penertiban jukir liar di minimarket. FSMI menilai penertiban jukir liar telah menimbulkan kegaduhan di media sosial. Rencananya aksi akan berlangsung selama lima hari mulai Senin 16 Juni hingga Jumat 20 Juni 2025. (*)
Editor : M Fakhrurrozi