Menu
Pencarian

Mangkuk Ayam Jago Legendaris Ini Ternyata Bukan Asli Indonesia!

Portaljtv.com - Jumat, 15 Agustus 2025 23:29
Mangkuk Ayam Jago Legendaris Ini Ternyata Bukan Asli Indonesia!
Mangkok Ayam Jago

Kalau kamu pernah mampir ke warung mie ayam atau bakso, pasti kenal dengan mangkuk putih bergambar ayam jago merah. Sederhana, tapi entah bagaimana selalu membawa rasa hangat dan akrab. Siapa sangka, perjalanan mangkuk ini membentang lintas benua. Dari istana kaisar di Tiongkok hingga meja makan di pinggir jalan Indonesia.

Kisahnya dimulai pada era Dinasti Ming, masa Kaisar Chenghua (1465–1487). Konon, sang kaisar memesan empat cawan keramik bergambar ayam jago dan ayam betina dari pengrajin di Jingdezhen, pusat keramik istana sejak abad ke-6. Cawan yang dikenal sebagai Jigangbei atau cawan ayam ini dibuat dengan teknik doucai, memadukan lukisan ayam jago, ayam betina, dan anak ayam sebagai simbol cinta, kemakmuran, dan filosofi  banyak anak, banyak rezeki.

Dalam bahasa Tionghoa, kata “Ji” (ayam) terdengar mirip dengan “Jia” (rumah), sehingga erat dengan makna keluarga. Peoni melambangkan kemakmuran, sementara pohon pisang diyakini membawa keberuntungan. Pada masanya, cawan ini bahkan digunakan sebagai seserahan pernikahan.

Memasuki Dinasti Qing, desainnya mulai diproduksi massal dan terjangkau. Perantau dari Guangdong pun membawa mangkuk ini ke Asia Tenggara pada awal abad ke-20. Dari lukisan tangan hingga cetakan mesin, bentuknya perlahan menyesuaikan zaman. Di Indonesia, popularitasnya memuncak pada era 1970–1980, menjadi ikon warung bakso dan mie ayam. Kini, motif ayam jago hadir di tas, bantal, hingga dekorasi rumah.

Nilai historisnya juga tak main-main. Pada 2014, cawan Chenghua asli terjual hingga US\$36,3 juta di lelang internasional. Di Indonesia, produsen seperti PT Lucky Indah Keramik memegang hak cipta desain ini. Hal itu menegaskan bahwa ia bukan sekadar barang dagangan, melainkan bagian dari warisan budaya.

Di tengah gempuran tren modern, mangkuk ayam jago tetap bertahan. Ia bukan sekadar wadah makan, melainkan jembatan kenangan: aroma kuah mengepul, obrolan hangat di warung, atau momen sederhana yang membuat kita merasa pulang. Setiap goresan ayamnya adalah cerita. Cerita yang terus berputar di meja-meja makan dari masa ke masa. (Nevenia)

Editor : M Fakhrurrozi






Berita Lain



Berlangganan Newsletter

Berlangganan untuk mendapatkan berita-berita menarik dari PortalJTV.Com.

    Cek di folder inbox atau folder spam. Berhenti berlangganan kapan saja.