LUMAJANG - Empat titik longsoran tebing di jalur perbukitan Piket Nol, Lumajang, menyebabkan gangguan pada akses jalan penghubung Lumajang-Malang. Longsor yang terjadi sejak Selasa malam hingga Rabu dini hari (4/12/2024) ini menutup sebagian badan jalan dengan material berupa batu besar, lumpur, dan pepohonan.
Longsor an tebing tertinggi mencapai 10 meter dan terjadi di Kilometer 55+300, Kilometer 55+500, Kilometer 56, serta Kilometer 58+050 di Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang.
Meski tidak menimbulkan korban jiwa, aktivitas lalu lintas di kawasan tersebut terganggu sehingga diberlakukan sistem buka-tutup jalan.
"Kalau longsoran di jalan Malang-Lumajang ada empat titik yang parah, cuma dua titik, yang di KM 55+300 dengan KM 55+500 itu yang lumayan parah. Tetapi jalur Malang-Lumajang, Alhamdulillah roda dua maupun roda empat lancar, cuma dibikin buka-tutup," ujar Sudarman, salah satu warga setempat.
Proses evakuasi material longsor direncanakan dimulai hari ini menggunakan dua alat berat yang disediakan oleh BPBD Lumajang dan Balai Jalan Nasional. Namun, hingga pagi ini, alat berat masih dalam perjalanan menuju lokasi.
Menurut Wahyu, salah satu pengguna jalan, longsoran tidak hanya mengganggu kelancaran perjalanan, tetapi juga meningkatkan risiko keselamatan.
"Aktivitas jelas sedikit agak terganggu, tapi buat teman-teman mungkin bisa sedikit berhati-hati soalnya jalannya agak licin. Mungkin dalam seminggu terakhir telah terjadi dua kali longsor," ujarnya.
Dalam sepekan terakhir, kawasan perbukitan Piket Nol telah dua kali mengalami longsor, baik di Kecamatan Candipuro maupun Kecamatan Pronojiwo. Kondisi ini diperparah oleh intensitas hujan yang tinggi di area puncak dan lereng Gunung Semeru.
Para pengguna jalan diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama saat melintasi kawasan tersebut dalam kondisi hujan. Jalan yang licin dan risiko longsoran susulan menjadi tantangan utama bagi pengendara. (Yongki Nugroho/Dhelfia Ayu)
Editor : Iwan Iwe