Koalisi politik dalam pilkada sering menjadi langkah strategis yang dilakukan pasangan calon (paslon) untuk memperluas dukungan dan meningkatkan peluang kemenangan. Koalisi dapat memberikan keuntungan besar dan juga dapat menjadi simbol persatuan dan kesepakatan berbagai pihak dalam mendukung satu visi politik.
Namun, koalisi politik tidak selalu berbuah manis. Ada risiko besar bahwa kepentingan partai pendukung bisa bertentangan dengan visi misi yang diusung oleh paslon.
Paslon yang awalnya memiliki visi murni untuk membangun daerah bisa terjebak dalam kompromi politik yang sulit dihindari. Partai-partai pendukung seringkali lebih berorientasi pada kepentingan kelompok mereka ketimbang pada kepentingan masyarakat luas.
Koalisi besar biasanya melibatkan berbagai pihak dengan beragam kepentingan. Hal ini membuat paslon harus melakukan banyak kompromi untuk menjaga keseimbangan dalam koalisi.
Selain itu, pembagian kekuasaan menjadi isu krusial dalam koalisi. Setelah kemenangan diraih, partai-partai pendukung biasanya mengharapkan imbalan dalam bentuk jabatan strategis di pemerintahan daerah.
Jika penempatan jabatan-jabatan penting dilakukan atas dasar kepentingan politik, bukan kompetensi maka kualitas pemerintahan yang dihasilkan bisa menurun. Akhirnya, yang dirugikan adalah masyarakat yang berharap akan pemerintahan yang transparan.
Meski demikian, terdapat paslon yang berhasil memanfaatkan koalisi secara positif. Dengan membangun komunikasi yang baik dan transparan, paslon bisa mengarahkan koalisi tersebut untuk bekerja selaras dengan visi mereka.
Koalisi politik yang dikelola dengan baik dapat membawa manfaat besar bagi pemerintahan daerah. Paslon yang mampu memanfaatkan koalisi secara positif bisa membuat kebijakan yang lebih komprehensif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Pemimpin yang hebat adalah pemimpin yang mampu mendahulukan kepentingan masyarakat luas. Tidak hanya menang secara politik tetapi juga membawa perubahan positif bagi daerah yang mereka pimpin.
Pada akhirnya, koalisi politik dalam Pilkada adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, koalisi bisa memberikan kekuatan dan peluang besar bagi paslon untuk memenangkan persaingan. Di sisi lain, koalisi juga bisa menjadi beban berat jika paslon tidak mampu mengelola konflik kepentingan yang muncul.
Keberhasilan koalisi bergantung pada kemampuan paslon dalam mengelola dinamika politik serta menjaga integritas dan komitmen mereka kepada rakyat.
*) Evril Stefie, mahasiswi yang suka makan tengah malam dan dengerin playlist Whisnu Santika. Ingin menjadi diplomat biar berkontribusi untuk Indonesia.
**) Penulis adalah salah satu peserta magang JTV Digital periode September-Desember 2024.
Editor : A.M Azany