Selama beberapa dekade terakhir, partisipasi perempuan dalam politik Indonesia terus meningkat, khususnya setelah diterapkannya kebijakan kuota perempuan dalam daftar calon legislatif. Kebijakan ini bertujuan meningkatkan representasi perempuan di lembaga-lembaga yang mempengaruhi pengambilan keputusan. Namun, perempuan yang berkiprah dalam politik masih menghadapi berbagai tantangan, seperti diskriminasi, hambatan struktural, dan kuatnya budaya patriarki. Kehadiran perempuan dalam politik bukan hanya soal memenuhi kuota, melainkan langkah penting untuk membangun demokrasi yang lebih inklusif dan adil, serta mampu mewakili kebutuhan seluruh masyarakat.
Menuju Representasi yang Lebih Baik dan Adil
Salah satu alasan pentingnya partisipasi perempuan dalam politik adalah untuk mewujudkan perwakilan yang lebih seimbang. Meski perempuan membentuk lebih dari setengah populasi Indonesia, jumlah mereka di lembaga-lembaga legislatif masih belum proporsional. Pada 2019, hanya sekitar 20,5% dari anggota DPR yang perempuan, jauh di bawah ketentuan kuota 30% bagi calon legislatif perempuan.
Kehadiran perempuan dalam pengambilan keputusan bukan hanya soal keadilan, tetapi juga efektifitas kebijakan. Perempuan membawa perspektif yang berbeda dalam perumusan kebijakan, khususnya terkait isu-isu yang berdampak langsung pada kehidupan mereka, seperti pendidikan, kesehatan ibu dan anak, serta pemberdayaan ekonomi. Perspektif ini sering kali terabaikan ketika hanya laki-laki yang mendominasi kursi parlemen.
Baca Juga : Keterlibatan Perempuan dalam Politik, Menuju Demokrasi Indonesia yang Lebih Inklusif dan Setara
Perempuan sebagai Agen Perubahan Sosial
Perempuan di Indonesia memiliki sejarah panjang dalam perjuangan sosial dan politik. Tokoh-tokoh seperti Kartini, Cut Nyak Dien, dan Megawati Soekarnoputri telah menunjukkan bahwa perempuan memiliki peran signifikan dalam perubahan masyarakat. Di ranah politik, perempuan dapat memperluas agenda kebijakan untuk menciptakan dampak positif bagi seluruh masyarakat, seperti kebijakan pemberdayaan ekonomi, akses pendidikan bagi anak perempuan, dan perlindungan bagi perempuan pekerja.
Selain itu, partisipasi perempuan dalam politik juga mampu menantang stereotip dan norma gender yang membatasi peran mereka. Dengan lebih banyak perempuan di posisi pengambilan keputusan, masyarakat akan lebih terbuka terhadap peran perempuan sebagai pemimpin dan agen perubahan.
Baca Juga : Daftar Lengkap Pimpinan Komisi I hingga XIII dan Mitra Kerja DPR RI 2024–2029
Mengatasi Hambatan Struktural dan Budaya Patriarki
Budaya patriarki yang kuat di Indonesia menjadi tantangan besar bagi perempuan yang ingin terlibat dalam politik. Dalam banyak masyarakat, perempuan masih dipandang lebih cocok berperan di ruang domestik daripada di ruang publik. Selain itu, sistem politik yang didominasi laki-laki sering kali kurang sensitif terhadap kebutuhan perempuan, baik melalui stereotip maupun perlakuan diskriminatif.
Hambatan struktural lainnya meliputi tingginya biaya kampanye, keterbatasan dukungan partai politik, dan kurangnya akses terhadap dana serta sumber daya untuk kampanye. Tantangan ini membuat perempuan sulit untuk bersaing dalam pemilu. Kendati kebijakan kuota sudah diterapkan, penerapannya masih terkendala berbagai faktor, termasuk resistensi dari partai politik yang belum sepenuhnya mendukung representasi perempuan.
Baca Juga : Rapat Paripurna DPR RI Setujui Penambahan Dua Komisi dan Satu Badan Baru
---
Partisipasi perempuan dalam politik bukan sekadar untuk memenuhi kuota atau keseimbangan gender, tetapi juga untuk menciptakan sistem politik yang lebih adil dan responsif terhadap kebutuhan seluruh rakyat. Dengan dukungan yang tepat, perempuan dapat berperan sebagai agen perubahan yang memperkuat demokrasi dan memperjuangkan kebijakan yang lebih inklusif. (*)
Baca Juga : Puan Maharani Ungkap Persiapan Pelantikan DPR RI 2024–2029 Sudah 90 Persen
*) Ismi Rahmawati Pasha Sanjaya, Mahasiswa aktif program studi Ilmu Administrasi Negara di Universitas Negeri Surabaya yang tertarik terhadap isu-isu sosial. Senang mengikuti perkembangan terkini dan juga aktif dalam berbagai organisasi sebagai wadah untuk pengembangkan potensi diri.
Editor : Iwan Iwe