LUMAJANG - Adanya fenomena meteorologi kemarau basah memicu ancaman bencana di sejumlah wilayah Kabupaten Lumajang.
Bencana yang dipicu oleh tingginya curah hujan ini bisa sewaktu-waktu terjadi karena faktor geografis, mulai dari tanah longsor, pohon tumbang, banjir genangan, hingga banjir lahar Gunung Semeru.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat beberapa wilayah rawan bencana di musim kemarau basah ini.
Wilayah Rawan Tanah Longsor dan Pohon Tumbang
- Kecamatan Senduro (Desa Argosari, Ranu Pani, Burno)
- Jalur Piket Nol dari Kecamatan Candipuro hingga Kecamatan Pronojiwo
Wilayah Rawan Banjir Genangan
- Kecamatan Rowokangkung
- Kecamatan Sukodono
- Kecamatan Tempursari
Wilayah Rawan Banjir Lahar Gunung Semeru
- Sepanjang daerah aliran Semeru: DAS Curah Kobokan, DAS Sungai Glidik, DAS Sungai Besuk Sat, hingga DAS Sungai Rejali
- Kecamatan Pronojiwo
- Kecamatan Candipuro
- Kecamatan Pasirian
- Kecamatan Tempeh
- Kecamatan Tempursari
Untuk mengantisipasi hal tersebut, BPBD Lumajang terus berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan dan menempatkan para relawan untuk memantau serta melaporkan perkembangan di wilayah rawan bencana.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena kemarau basah akan berlangsung hingga Oktober 2025.
Editor : JTV Jember