SURABAYA - Peringatan Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur dipastikan berlangsung meriah. Rangkaian kegiatan bakal digelar di berbagai lokasi mulai Oktober hingga November mendatang.

Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Jatim menggelar Teras Informasi, sebuah forum diskusi dengan awak media, untuk memaparkan detail perayaan HUT Jatim 2025. Acara ini dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Kominfo Jatim, Sherlita Ratna Dewi Agustin, di Kantor Kominfo Jatim, Surabaya, Kamis (2/10/2025).

Sekretaris Panitia Hari Jadi ke-80 Jatim, Lilik Pudjiastuti, mengungkapkan bahwa perayaan tahun ini akan diisi dengan berbagai kegiatan inklusif, edukatif, sosial, dan inovatif.

"Rangkaian kegiatan tahun ini dirancang untuk melibatkan masyarakat seluas-luasnya," ujarnya.

Beberapa agenda utama meliputi Job Fair Inklusif Merdeka Berkarir, Launching Logo Peringatan Hari Jadi, Tahlil dan Khotmil Quran, serta Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana.

Selain itu, akan ada Jatim Fest 2025, Donor Darah Serentak, Launching Trans Jatim Koridor VII (dengan kebijakan penggratisan), Susur Sungai, Khitanan Massal, Penyerahan Hadiah Lomba Siskamling Terpadu, serta Tabligh Akbar dan Shalawat bersama Gus Iqdam.

Meskipun demikian, Lilik menegaskan bahwa tidak akan ada pesta rakyat tahun ini.

"Kami ingin mengedepankan kegiatan yang lebih substansial, berdampak langsung pada masyarakat, serta menggambarkan semangat ketangguhan dan pertumbuhan Jawa Timur," tegasnya.

Tema besar HUT Jatim ke-80 adalah "JATIM TANGGUH TERUS BERTUMBUH". Lilik menjelaskan, tema ini mencerminkan semangat resilien, inklusif, dan kompetitif dalam menghadapi berbagai tantangan.

"Jawa Timur Tangguh Terus Bertumbuh mencerminkan semangat resilien, inklusif, dan kompetitif dalam menghadapi tantangan sosial, ekonomi, hingga dinamika global. Pada saat yang sama, kita terus berupaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara berkelanjutan," ungkapnya.

Dengan semangat ini, Jawa Timur ingin menunjukkan bahwa provinsi ini tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga terus berkembang di tengah perubahan zaman. (*)